Media insan cita (inciNews.net) Mataram - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Aminurlah, mengungkap kasus mengejutkan terkait dugaan Sekolah Luar Biasa (SLB) fiktif di Kabupaten Bima. SLB dengan inisial BB yang berlokasi di Kecamatan Ambalawi ini diduga tidak menjalankan aktivitas belajar mengajar, meskipun telah menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP) setiap tahunnya.
“Bangunannya sangat tidak layak, berlantai tanah dan berdinding seng. Ada dua ruangan, tapi kondisinya mirip kandang kambing,” ungkap Maman, sapaan akrab Muhammad Aminurlah, pada Minggu (23/2/2025).
SLB ini telah berdiri sejak 2018, namun berdasarkan informasi yang diterima Maman, tidak ada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sana. Meski demikian, dana BOS dan PIP terus mengalir. Pada tahun 2024 saja, SLB ini tercatat menerima dana BOS sebesar Rp 229 juta.
Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa SLB ini dipimpin oleh Kepala Sekolah AR, dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang dan delapan guru. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sekolah ini tidak memiliki aktivitas belajar mengajar yang nyata.
Berikut rincian dana yang diterima SLB ini setiap tahunnya:
Tahun 2020:
Tahap 1: Rp 36 juta
Tahap 2: Rp 48 juta
Tahap 3: Rp 36 juta
Tahun 2021:
Tahap 1: Rp 67,680 juta
Tahap 2: Rp 88,736 juta
Tahap 3: Rp 67,680 juta
Tahap 4: Rp 1,5 juta
Tahun 2022:
Tahap 1: Rp 67,680 juta
Tahap 2: Rp 90,240 juta
Tahap 3: Rp 67,680 juta
Tahun 2023:
Tahap 1: Rp 112,800 juta
Tahap 2: Rp 112,800 juta
Tahun 2024:
Tahap 1: Rp 114,600 juta
Tahap 2: Rp 114,600 juta
Maman menegaskan bahwa temuan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah dan pihak terkait.
“Ini bentuk pemborosan anggaran negara. Dana yang seharusnya digunakan untuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus justru mengalir ke tempat yang tidak jelas,” tegasnya.
Pihak DPRD NTB mendesak agar dilakukan investigasi mendalam terhadap kasus ini untuk mengungkap kebenaran dan memastikan akuntabilitas penggunaan dana pendidikan.