Incinews.net
Selasa, 10 Desember 2024, 23.10 WIB
Last Updated 2024-12-12T18:34:25Z
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi NTBKunjungan KerjaPekerja LombokPemerintahPMIPMI NTB

Alasan Pekerja Migran Lombok NTB Disukai Perusahaan Kelapa Sawit Malaysia

Foto: Senior Manager Ladang Tuan Mee SG Buloh Selangor, Kuala Lumpur Kepong Berhard, Chin Yink Loon saat bersama Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi dengan didampingi Kabid Iwan di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB.


Media insan cita (inciNews.net) Malaysia- Senior Manager Ladang Tuan Mee SG Buloh Selangor, Kuala Lumpur Kepong Berhard, Chin Yink Loon mengungkapkan alasannya menyukai Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Lombok. Para pekerja ini banyak diminati oleh perusahaan sawit karena ketekunan dan keuletan dalam bekerja. 

"Pekerja asal Lombok NTB ini rajin dan sangat keras bekerja,"katanya usai menggelar pertemuan diskusi dengan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB dan pihak manajemen Ladang Tuan Mee SG Buloh Selangor, Kuala Lumpur Kepong Berhard, Chin Yink Loon bersama Forum Wartawan Parlemen, Senin (9/12/2024).

Selain itu, Chin Yink Loon kepada wartawan mengatakan bahwa Ladang Tuan Mee, Kilang Kelapa Sawit yang merupakan Perusahaan Swasta, sudah sejak lama mempekerjakan para pekerja dari Lombok.

"Dari budaya mirip, rajin, serta sanggup bekerja berat termasuk sanggup dalam menyesuaikan di perusahaan. Sehingga Kita suka dengan pekerja dari Lombok. Dan dengan kerelaan hati kita akan jaga dan berikan perhatian kepada para pekerja ini sebab pekerja dari Lombok sanggup mengorbankan diri untuk mencari nafkah,"tambahnya lagi.

Chin Yink Loon juga menyebutkan bahwa perusahaan juga memberikan jaminan upah atau pendapatan terjamin sehingga kedua belah pihak memperoleh manfaat baik itu perusahaan dan pekerja. Pendapat yang diperoleh para pekerja ini, minimal sekitar 2 ribu ringgit perbulan dan maksimal hingga 4 sampai 5 ribu ringgit.

"Bagi yang rajin bisa mendapat pendapatan sampai 5 ribu ringgit. Bahkan ada beberapa yang mendapat sekitar 6-7 ribu ringgit," jelasnya.

Pihak perusahaan juga tak hentinya mengingatkan para pekerja agar tidak berbuat yang kurang bermanfaat seperti judi online (judol). Lantaran para pekerja ini sudah dianggap seperti keluarga. Perusahaan tidak membedakan asal pekerja ini baik Indonesia, India, Banglades dan pekerja lokal. 

Pekerja terus diingatkan agar tidak berprilaku buruk seperti judi, cara hidup yang kurang baik. Jika telah diingatkan dan kembali berbuat maka diingatkan kembali agar berubah.

"Kalau sampai satu tahap tidak bisa berubah, kita masih beri kesempatan apakah masih mau bekerja disini atau memberikan tindakan sesuai dengan yang dilakukan sebab kita tidak menginginkan itu terjadi (judi)," ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Azruladely Mohd Termidzi selaku General Manager perusahaan Negara Kerajaan Malaysia FGV Plantation di Perak mengungkapkan pihaknya dan perusahaan sangat senang dengan Pekerja asal Lombok.

"Kami sangat senang, karena mereka sangat keras bekerja, dan memang mereka Sesuai kebutuhan perusahaan. Tidak perlu diajarkan terlalu lama.mereka dari awal sudah bisa, seperti cara memotong,"katanya. Selasa (10/12/2024).

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi pada kesempatan itu menambahkan, kehadirannya di perusahaan ini di Malaysia, untuk memastikan warga NTB yang saat ini bekerja di Malaysia, benar-benar mendapatkan perlindungan yang nyata.

"Kalau disini di Kepong Berhard ini sudah dijelaskan tadi bahwa konsep-konsep perlindungan itu jelas. Ada perumahan yang gratis, ada akses air minum dan ada kaitan dengan bagaimana komunikasi serta interaksi manajemen. Mungkin mirip kami di Disnaker, kalau dulu Disnaker itu enggak mau turun ke perusahaan kalau sekarang ini kita lebih banyak berkolaborasi, menyelami apa yang menjadi harapan, kebutuhan sehingga perusahaan dan pekerja nyaman. Inikan penting komunikasi sebenarnya," katanya.

Pada kesempatan tersebut juga, Kadis Nakertrans NTB mengatakan, kesediaan dan kerelaan untuk mendengarkan keluh kesah para pekerja menjadi kunci bagi kenyamanan dalam bekerja. Terlebih setiap manusia mempunyai masalah. Sehingga dalam mensiasati persoalan ini, pihak manajemen Kepong Berhard menerapkan interaksi dan komunikasi. 

"Ini bagus dan kita harapkan nanti ditempat lain (perusahaan), keluhan-keluhan yang selama ini disampaikan oleh pekerja yang pulang dari Malaysia itu step by step bisa kita reduksi, kita carikan solusinya sehingga kedepannya makin sedikit orang yang berangkat ilegal," ucapnya.

Berangkat secara ilegal, karena tidak ada kecocokan antara manajamen dengan pekerja. Persyaratannya berat dan ditempat kerja mendapat tekanan. Namun di Ladang Tuan Mee SG Buloh Selangor, Kuala Lumpur Kepong Berhard, tidak demikian, tapi pekerjanya diselami.

Jika ada persoalan yang mendera pekerja maka pihak Kepong Berhard mencarikan solusi bahkan jika sakit dan berkaitan dengan psikologi, banyak masalah maka secepatnya ditangani pihak manajemen.

"Ada tiga isu utama yakni, judol, miras serta narkoba. Nah disini para pekerja diedukasi agar jangan sampai hasil dia bekerja, habis untuk judi online. Nah ini juga kita ingatkan agar pekerja jangan ikut gitu. Kan tadi juga kita sudah ketemu dengan semeton dari Lombok semua. Mereka menyampaikan keluh kesahnya dan kita juga ingatkan itu. Bekerja kesini itu (Malaysia) untuk mencari berkah, jangan aneh-aneh. Ikuti aturan yang ada," pesannya.

Di Kebun Tuan Mee Estate ini terdapat 2013 hektare lahan perkebunan yang diisi oleh 96 persen batang sawit yang berbuah. Total jumlah pekerja di sini sebanyak 202 orang, di mana sebanyak 43 persennya adalah pekerja dari Indonesia, 38 dari Bangladesh, 17 India dan hanya 5 persen orang Malaysia. Dari jumlah ini sebanyak 86 orang pekerja dari Lombok.

Sementara Fadlin salah seorang Pekerja Lombok Tengah mengungkapkan, terimakasih atas kunjungan dan dukungan terhadap pekerja Migran dari Lombok NTB

"Kami sampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Pemerintah NTB. khususnya Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB atas kunjungannya,"katanya.

Selain itu, ia berharap kepada pemerintah Pemprov NTB yang baru agar bisa membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi anak muda dan Masyarakat NTB khususnya di Lombok. "Kami jauh dari keluarga, Gak mungkin kami jauh-jauh dari tanah kelahiran bekerja di negara orang kalau ada lapangan pekerjaan di NTB. Semoga Gubenur NTB yang Barus bisa dibukakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk masyarakat Lombok NTB biar tidak lagi bekerja di Negeri orang,"pesannya.

Sementara, hala yang sama di ungkapkan Jumarap, Pria 34 tahun Asal Janapria Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sudah menjadi pekerja migran yang sudah cukup lama di Kuala Lumpur Malaysia itu. Ia mengaku berharap Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal  (LMI) bisa membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk Pemuda dan masyarakat di NTB.

"Saya pribadi gak mungkin datang cari kerja di Negri Orang kalau ada peluang bekerja di tanah kelahiran,"ungkap Jumarap.

Ia mangaku, prihatin usai sekolah  malah akhirnya datang ke Malaysia. “Kadang kena tangkap, kena apalah. Harusnya terbukalah peluang kerja di NTB,” keluhnya.

Pria yang ditugaskan sebagai Penjaga Mesin Ekskavator di Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK) di Ladang Tuan Mee Malaysia ini berharap di NTB khususnya ada perubahan, mereka yang sudah selesai sekolah bisa langsung mendapat peluang agar bisa bekerja.

"Apalagi di Lombok Tengah kan ada MotoGP, mungkin bisa lebih banyak diserap anak-anak dari NTB bisa berkerja di situ. pemerintah yah bisa melatih agar lebih profesional dan memenuhi standar,"terangnya.

Jumarap berharap, dengan adanya Putra Asal Lombok Tengah yang akan memimpin NTB lima tahun kedepan bisa lebih baik lagi, dan Potensi yang dimiliki NTB jadi peluang untuk membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak muda agar tidak lagi kerja di luar Negeri.

"saya berdoa agar Bapak Lalu Muhammad Iqbal bisa mengemban Amanah dengan baik. Dapat membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak muda NTB khususnya di Lombok Tengah, karena cukup banyak warga Lombok tengah yang kerja di kebun Kelapa sawit,” ujar Jumarap.