Foto: Lalu Muhammad Iqbal |
Oleh: Zamroni, Peminat Politik. Pendiri Al Ummah Foundation Indonesia. (Bagian terakhir dari 2 tulisan)
Pada tulisan sebelumnya saya telah menguraikan dua dari tiga keuntungan yang Lalu Iqbal miliki sehingga ia sangat mungkin membuat kejutan. Menjadi pemenang pada pilkada NTB 2024 ini.
Pertama ia identik dengan Prabowo. Bukan semata karena Partai Gerindra mendukungnya, tetapi karena kedekatannya secara personal dengan Prabowo. Dan itu terkonfirnasi secara terang ketika Saiful Muzani Sekjen Partai Gerindra menyatakan di hadapan publik di NTB bahwa benar Lalu Iqbal adalah orang yang Prabowo kenal dan dibanggakan.
Kedua Ia antitesa dari umumnya gubernur NTB selama 20 tahun terakhir ini: berlatar politisi dan datang dari Ormas Islam terbesar di NTB. Lalu Iqbal menjadi semacam 'pilihan alternatif" yang menggoda banyak sekali pemilih untuk memberinya kesempatan naik ke panggung kekuasaan. Ia jawaban atas aspirasi publik NTB yang ingin suasana baru. Kesegaran baru.
Ketiga ia pintar dan jeli atau mungkin juga ia beruntung mendapatkan wakil yang pas. Dibandingkan pasangan Zul Uhel dan Rohmi Firin, pasangan Iqbal Dinda tampak lebih bisa saling mengisi. Lebih tamipak serasi. Keduanya lahir dari proses yang natural. Bukan "kawin paksa" politik.
Ibu Dinda tampaknya akan lmemberikan kontribusi suara yang signifikan. Selain karena ia bupati dua periode di Kabupaten Bima, ia juga datang dari etnis Mbojo Dompu yang jumlah pemiliknya sekitar 700 ribu di NTB.
Sementara Suhaili berhadapan dengan suasana kebatinan orang Sasak yang menginginkan posisi gubernur bukan wakil. Dan untuk Musafirin ia harus bertarung dengan sangat sengit dengan Doktor Zul, berebut suara di ceruk yang kecil. DI dua kabupaten, yaitu Sumbawa dan Sumbawa Barat dengan pemilih kurang dari 500 ribu.
Rimgkasnya, Ibu Dinda ini bisa menjadi senjata pamungkas atau kepingan terakhir yang menentukan kemenangan. Ia bisa mirip seperti ibu Rohmi yg menjadi kepimgan yang memastikan kemenangan Doktor Zul lima tahun lalu.
Mengelola Momentum
Tiga keuntungan di atas jelas modal besar bagi Lalu Iqbal untuk unggul dan membuat kejutan. Tapi itu juga sekaligus menjadi tantangan yang jika gagal dikelola akan melahirkan kekalahan dan kedukaan yang panjang.
Lalu Iqbal benar punya momemtum. Ia sedang naik daun. Ia lagi disukai pemilih. Namun itu baru momentum bukan kemenangan. Sekarang tinggal bagaimana momentum itu dikelola. Bagaimana ia berbuah suara berlimpah di bilik suara pada 27 November nanti. Sekitar 100 hari lagi ke depan.
Mengelola momentum adalah kerja kolektif tim pemenangan dalam satu komando dan tujuan. Tim pemenangan yang cakap memanfaatkan momengum adalah kebutuhan Iqbal Dinda saat ini. Kemampuan mengelola Momentum itu harus ditampakkan.
Pertama, melipatgandakan Popularitas. Kedua, terus mendekatkan diri dengan segala warna pemilih. Ketiga, mengemas gagasan atau rencana.kerja secara komunikatif dan masssif. Keempat, menyiapkan amunisi untuk "perang di ujung pertempuran".
Lalu Iqbal, akankah membuat kejutan? Jawabnya sekali ya. Kecuali ada kejutan yang lebih mengejutkan terjadi. Kita tunggu saja. Wallahu alam bishawab.