Foto: Koordinator Presidium Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kopres MD KAHMI) Kota Mataram Bajang Asrin. |
MEDia INSAN CITA, Mataram - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024 sebagai ajang pertarungan ide dan gagasan bukan sebagai ajang saling menghujat, apalagi sampai menyebarkan Fitnah (hoaks).
Menyikapi Pilkada NTB 2024, Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kota Mataram angkat bicara, Bajang Asrin menyampaikan, saya lihat dari sejumlah bakal calon kandidat yang maju saat ini adalah Putra -Putri terbaik yang dimiliki Daerah Kita Nusa Tenggara Barat.
"Jadi saya lihat sejumlah nama-nama yang yang muncul merupakan sosok yang memiliki jam terbang yang luar biasa, baik dalam dan luar negeri dan karir yang sangat bagus di NTB maupun di luar NTB,"sebut Koordinator Presidium (Kompres) KAHMI Kota Mataram, Bajang Asrin, Selasa, 16 Juli 2024.
Ia berharap, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi kontestasi pertarungan program dan ide yang membangun dan menjawab kebutuhan masyarakat NTB yang lebih baik. Menurut Akademisi Unram itu, Pilgub NTB di Tahun 2024 ini, saya lihat akan jauh lebih maju dalam hal strategi kampanye dibandingkan dengan Pilkada 5 tahun sebelumnya.
Dengan memanfaatkan teknologi saat ini dengan baik dan benar, seharusnya persaingan itu pasti lebih terbuka dan hidup.
"Semoga para kandidat dan relawan/para pendukung itu bersaing dengan isu-isu atau gagasan-gagasan baik tentang Daerah NTB ke Depan. Artinya teknologi bukan lagi sebagai instrumen untuk Saling hujat dan sebarkan informasi bohong yang dapat menciderai substansi dari Demokrasi itu sendiri. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB itu merupakan sebuah perlombaan antara kandidat untuk menunjukkan ide dan gagasannya lewat program-program untuk NTB lebih baik dan Rakyatnya sejahtera,"terangnya.
Dengan mengedepankan gagasan dan program yang pro rakyat, Bajang Asrin yakin isu primitif seperti SARA, sekedar untuk mengelabui warga agar bisa memilihnya tidak akan terjadi dan berlaku lagi di Pilkada NTB 2024.
"Ini sangat penting saya rasa, selain Demokrasi kita lebih sehat dan lebih hidup kerena pertarungan gagasan, bagaimana para kandidat itu memikirkan program-program unggulan pembangunan NTB Kedepannya, dan juga bisa dijadikan senjata dalam mendulang dukungan rakyat. Calon yang memanfaatkan isu SARA, ujar kebencian pertanda tidak mempunyai gagasan dan program," tandas dia.
Kata Banjang Asrin, Pilgub NTB di 2024 ini jadi ajang untuk menentukan nasib Daerah kita dan rakyat lima tahun kedepannya. Dipundak merekalah arah NTB maju atau Mundur.
"Kandidat harus memegang teguh etika dengan tegas menolak kampanye-kampanye negatif yang memicu perpecahan. Jadilah sosok yang bertanggung jawab, jangan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dukungan Rakyat. Para kandidat tidak boleh membiarkan pendukung terpecah belah karena isu yang dimainkan oleh tim apalagi yang dimainkan isu SARA. Kandidat yang membiarkan isu SARA bergerak liar hanya karena menguntungkannya secara politis mestinya tak layak menjadi gubernur NTB yang kental dengan budaya ketimuran,"tegasnya.