Mataram, incinews,net- Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Barat (KPU NTB) melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) kepada masyarakat NTB.
Petugas yang disebar oleh KPU NTB di Kabupaten Kota sebanyak 14.885 orang Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang akan melakukan coklit terhadap pemilih di 8.362 TPS yang tersebar di seluruh NTB.
Salah satu tokoh masyarakat yang didatangi oleh Tim KPU NTB bersama Petugas Pemutakhiran Data Pemilih lakukan Coklit ke Ketua PW Muhammadiyah NTB Dr. H. Falahuddin di kediamannya Pringgarata Lombok Tengah.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PW Muhammadiyah NTB menyampaikan, apresiasi kepada KPU NTB yang sudah menunaikan tugas secara baik, ini adalah tahapan awal untuk melaksanakan tugas di lapangan dengan melakukan coklit terutama di tokoh-tokoh masyarakat.
"Alhamdulillah ini adalah bagian dari proses bernegara, proses berdemokrasi. Kamu apresiasi kepada KPU,"kata Dr. H Falahuddin usai Dicoklit oleh tim KPU NTB. Senin 24 Juni 2024.
Pihaknya juga berharap kegiatan Coklit nanti diikuti oleh seluruh warga masyarakat. Ia menyebut kegiatan itu sebagai bentuk dari kepedulian untuk memberikan hak suara sehingga punya andil untuk menentukan pilihan pemimpin di masa yang akan datang.
"Dengan demikian maka proses berdemokrasi kita bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur-prosedur yang sudah ditentukan oleh Undang-undang, dengan demikian kita mendapatkan pemimpin yang dipilih oleh rakyat secara langsung,"katanya.
Maka, sambung ia, komitmen pemimpin untuk kemudian kembali melayani berkhidmat untuk masyarakat bisa tercapai.
"Pemerintah sudah memberikan akses kita untuk berpartisipasi, karena itu jangan tinggalkan untuk berpartisipasi didalam Pilkada ini, satu suara saja itu sangat berharga,"pesannya.
Dalam menghadapi Pilkada 2024, Falahuddin selaku Ketua PW Muhammadiyah berpesan agar masyarakat tetap mengedepankan kondisi dan menjaga keamanan. Ia berpesan siapapun yang menjadi pemimpin itulah yang dipercayai oleh masyarakat. Kita percaya itulah yang terbaik buat kita. Hindari hal-hal yang bisa merusak keutuhan, kebersamaan kita sebagai warga negara. Ukhuwah Islamiah persaudaraan itu diatas segala-galanya.
"Kalaupun misalnya ada nanti kontestan, peserta ada yang kalah ada yang menang, itulah bagian dari proses berdemokrasi kita,"ungkapnya.
"Tnjukkan sikap yang dewasa. Dengan demikian maka setelah selesai nanti, kita kembali lagi ke era baru dengan pemimpin yang baru,"pungkasnya.