MEDia INSAN CITA (inciNews.net) MATARAM -
Pernyataan Anggota DPRD Provinsi, Najamudin Mustofa yang menyebut bahwa aktivis harus belajar karena buta peta politik terkait renovasi Gedung kantor Gubernur, dikritisi oleh para aktivis di NTB.
Ketua Badko HMI, Rahmat Jayadi mengatakan bahwa apa yang dituduhkan Najamudin terhadap para Aktivis ini dianggap sebagai sebuah pernyataan yang ngelantur. Sebab seharusnya Najamudin melihat lebih jelas capaian kinerja selama Zul-Rohmi memimpin.
“Jadi tuan Najam gak usah tambah ngelantur. Banyak kebijakan di era kepemimpinan Zul Rohmi yg kami kritik kok, namun kita juga tidak boleh menutup mata bahwa era Zul Rohmi juga memiliki beberapa keberhasilan, prestasi, ya kita akui dong,” kata Rahmat Jayadi, Kamis(15/03/2024)
Rahmat mencontohkan, salah satu keberhasilan yang dicapai Zul-Rohmi adalah pengiriman beasiswa ke luar negeri itu. Yang mana Beasiswa tersebut berdampak positif bagi banyak kalangan terutama bagi mahasiswa dan para aktivis NTB yang berprestasi.
Untuk itu ia meminta agar kritik yang disampaikan Najamuddin seharusnya memiliki landasan akademik dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang jelas, terkait pembanguan kantor Gubernur NTB yang kemudian memangkas anggaran beasiswa. Bukan kritik asal asalan sehingga tidak terkesan mengada ada, asal bunyi dan tidak berisi.
“Benar bahwa kritik pemerintah itu boleh apalagi oleh anggota Dewan, itu wajib hukumnya, namun pendekatannya juga mestilah punya basis pengetahuan yang jelas dong, pendekatannya juga mesti akademik dong, biar gak terkesan asbun alias asal bunyi, alias Ngelantur mungkin kurang ngopi ,” kata dia.
Ia juga menambahkan, bahwa aktivis pada umumnya menyuarakan kebenaran setelah melihat dari berbagai aspek untuk kebaikan generasi di masa mendatang. Bukan asal membela seperti yang dituduhkan. Untuk itu ia meminta agar Najamudin meralat pernyataannya.
“Kami tidak sedang membela siapapun, kami sedang menyuarakan serta memperjuangkan masa depan NTB di masa yang akan datang. Jadi saya minta agar Tuan Najam meralat ucapannya yang mengatakan kami diperalat dan kami buta peta Politik Kepentingan. Tuan Najam nampaknya mesti belajar ilmu logika biar paham cara dan metode berpikir yang baik dan benar,” kata dia.
"Aktivis Sebut Bang Zul Tidak Level Dengan Najamuddin"
Sementara itu terkait dengan pernyataan Najamudin yang menantang Dr. Zulkieflimansyah untuk memberikan pernyataan atau jawaban apa saja manfaat dari pemberian beasiswa ke luar negeri, Rahmat mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu dijawab oleh Dr. Zulkieflimansyah.
Sebab menurutnya, tidak pantas bagi seorang doktor Zulkieflimansyah yang memiliki karir cemerlang di bidang politik dan memiliki prestasi cemerlang di bidang Pendidikan dalam dan luar negeri harus menjawab pertanyaan sosok Najamudin.
“Seharusnya tuan Najam harus tahu diri, bang Zul itu jam terbangnya sangat tinggi. Beliau sudah melang-lang buana ke seluruh dunia bersekolah memberi kuliah umum di berbagai universitas di luar negeri,” kata dia.
“Masa Dr Zul dibilang bodoh oleh orang yang gak jelas asal usul pendidikannya, mentang-mentang jadi anggota DPRD. Memangnya tuan Najam pernah ngisi materi politik di kampus mana? Sok Sokan nantang Dr. Zul,” sambung Rahmad.
Sebelumnya, para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyoroti pernyataan Najamudin Mustafa yang menyebut kepemimpinan Zulkieflimansyah “bobrok”dan bodoh karena tidak merenovasi Gedung kantor Gubernur.
Pernyataan Najamudin tersebut mendapat kritikan tajam dari aktivis HMI. Menurut mereka Najamudin telah memberikan pernyataan yang ngawur karena dinilai telah menimbulkan kegaduhan serta mengubur mimpi mahasiswa yang berharap beasiswa.