INSAN CITA (inciNews.net) MATARAM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB H Najamuddin Mustafa dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dipecat sebagai anggota PAN.
Terbukti dengan diterbitnya SK DPP PAN nomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/155/VI/2023 tentang Pemberhentian Tetap H Najamuddin Mustafa sebagai anggota PAN.
Ketua DPW PAN NTB H Muazzim Akbar mengatakan, ada pelanggaran yang bersifat prinsip dilakukan anggota DPRD NTB itu terhadap partai.
“Jadi seperti salah satu poin yang ada di surat pemberhentian itu di mana seluruh anggota DPRD kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional wajib mencalonkan diri sebagai caleg di dapil masing-masing,” kata Muazzim Akbar, Kamis (15/6/2023).
Sambung Muazzim, bila ada incumbent dari PAN yang berhalangan untuk ikut kontestasi baik karena alasan kesehatan atau lainnya, maka DPP masih memberikan toleransi dengan meminta anggota dewan tersebut mencalonkan keluarganya.
"Tetapi yang terjadi pada Najamuddin justru selain tidak ikut mendaftarkan diri di Pileg 2024, malah berdasarkan bukti dan informasi yang dihimpun, mendaftarkan keluarganya pada partai lain,"ungkapnya.
"Kita ketahui bersama Haji Najam ini tidak nyaleg (lewat PAN) dan kami telah menghimpun bukti ada keluarganya yakni anak kandungnya menjadi Caleg di partai lain dan maju di dapilnya,” tambahnya.
Hal inilah, kata Muazzim yang membuat PAN mengambil langkah tegas dengan mencopot Najamuddin sebagai anggota PAN.
“Sederhananya dengan sikap yang ditunjukkannya itu, berarti sudah tidak mau bekerja untuk PAN,” terangnya.
Muazzim jaga menjelaskan, sebelum langkah pemecatan itu ditempuh, dirinya telah berupaya mengingatkan Najamuddin akan risiko politik yang dilakukannya. Tetapi berbagai peringatan yang dilayangkan tidak ada yang diindahkan.
“Sudah ada peringatan beberapa kali rapat koordinasi, saya datang ke tempatnya untuk meminta nyaleg lagi lewat PAN, begitu juga saya minta datang ke rumah untuk bicara, tapi tak ada respons,” katanya.
Oleh karena itu, PAN berpandangan bahwa Najamuddin memang sudah siap dengan segala risiko politik yang dilakukannya. Oleh karenanya DPP PAN mengambil langkah tegas dengan memecatnya setelah dilakukan upaya persuasif.
Bagi Muazzim, keputusan partai ini semestinya sudah dapat dipahami oleh Najamuddin karena jauh hari telah diingatkan beberapa kali.
“Jadi bukan karena alasan like and dislike, bukan karena kami tidak suka Haji Najam, tapi karena aturan partai memang mengatur demikian,” tegasnya