insan cita (inciNews.net) BIMA - Warga Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Provinsi NTB yang turun aksi didepan PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Tbk Cabang Bima merasa geram mendengar jawaban Muhammad Solihin selaku human resource development (HRD) PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Tbk Cabang Bima, lantaran massa aksi dituding tidak tahu dan paham soal aturan.
Salah seorang massa aksi Nukrah mendengar hal itu secara tegas mengingatkan, bahwa perusahaan itu berdiri sesuai regulasi dan aturan dari pemerintah.
"Jangan kemudian mengeluarkan stegmen yang membuat massa aksi dan warga ini marah pak. Ingat perusahaan hari ini jalan dan berdiri diatas regulasi pemerintah. Jangan kemudian dikatakan kita tidak tahu soal regulasi. Kami minta dengan hormat pihak manajemen PT CPI mendengarkan dengan baik apa yang kami sampaikan dan hormati saat kami bicara,"kesalnya. Senin 8 Mei 2023
Seharusnya, sambung Nukrah, pihak PT CPI menemui langsung kami dari luar, dan memberikan jawaban yang baik apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
"Kami hadir dengan damai, orang Monggo bukan preman sehingga tidak perlu takut untuk bertemu dan bicara langsung secara terbuka dengan kami,"pesannya.
Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bima Ruslan, pihaknya geram dengan jawaban pihak HRD PT CPI Bima menanggapi tuntutan massa aksi.
"Kami minta pihak PT CPI menyampaikan jawaban yang baik, jangan disepelekan ilmunya. Saya minta anak ini hadirkan, saya minta dipecat anak itu (HRD, red),"ungkapnya.
Selanjutnya Nukrah menegaskan lagi, HRD PT CPI Jangan buat gaduh.
"Saya minta pihak perusahaan pecat HRD, jangan ajarin kami, bahwa kami tidak tahu regulasi pak. Kami hanya menagih apa yang sudah disepakati sebelumnya,"terang Nukrah.
Walaupun jawaban human resource development (HRD) PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Tbk Cabang Bima Muhammad Solihin sempat memancing amarah dari massa aksi yang hadir, namun aksi yang dimulai sejak pagi hingga sore tersebut tetap berjalan damai dengan dikawal ketat jajaran polres Bima.
