Foto: Muhammad Akbar.
Incinews.net. Perjalanan Student Mobility yang dimulai pada tanggal 27 Oktober sampai 06 November 2022 telah mengunjungi beberapa kampus yang menjadi tempat presentasi di beberapa Negara Asean, seperti kampus yang ada di Malaysia hingga kini membentuk pengalaman dan sejumlah keterangan dari seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima.
Dimulai pada kampus University College of Yayasan Pahang (UCYP) Malaysia. Kampus ini di pimpin oleh Prof. Emiritus Dato' Dr. Ahmad Bin Zainuddin selaku Naib Concellor (Rektor UCYP). Kampus ini berada dibawah naungan yayasan Pahang sebagai penopang utamanya. Yayasan Pahang merupakan sebuah yayasan yang menjadi penopang pada aspek pendidikan, jelas Muhammad Akbar.
Akbar Dalam keterangannya mengungkapkan, menurut vice of concellor (Wakil Rektor I) Prof. Dr. Azhar Bin Jaafar bahwa yayasan Pahang memiliki sumber dana pendidikan yang berasal dari penghasilan kebun kelapa sawit yang omsetnya bisa mencapai tiga ratus milyar pertahunnya, sehingga yayasan Pahang bisa membangun dan mengoperasikan beberapa lembaga pendidikannya seperti Ma'had Tahfiz (Pondok Pesantren) yang mempunyai program menghafal 30 Juz Al-Qur'an dalam satu tahun dan penyediaan asrama mahasiswa, jelasnya lewat team Media ini, Minggu, 6/11/2022.
"University College of Yayasan Pahang (UCYP) sedang mengembangkan skill kewirausahaan dan programmer sebagai prioritas utamanya serta yayasan ini telah internasional secara programnya. UCYP ternyata memiliki beberapa kampus cabang yang tersebar di beberapa titik provinsi Pahang". Jelas Akbar.
Selanjutnya, Akbar mengunjungi University Sultan Zainal Abidin. merupakan kampus kedua yang menjadi tempat presentasi sekaligus yang dikunjungi di Malaysia.
Kata Akbar, Kampus ke dua yang berada di negara bagian Terengganu ini memiliki kelebihan yaitu memiliki produknya sendiri seperti air minum, buku, Bolpoin dan gantungan kunci yang berlogo UniSZA. Keunikan selanjutnya di kampus ini yaitu orang asli Palestina diberikan beasiswa full sampai selesai studi baik pada jenjang S1, S2 dan S3 dengan persyaratan bahwa mereka harus kembali mengabdikan ilmunya di negaranya Palestina untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Kampus selanjutnya adalah University Utara Malaysia yang berada di Kedah. Kedatangan rombongan Student Mobility diterima langsung oleh Prof. Madya Dr. Arpah bt. Abu bakar selaku Direktur di kampus.
Mengikuti ungkapan Prof. Madya Dr. Arpah bt. Abu bakar selaku Direktur University Utara Malaysia, Akbar juga mengungkapkan bahwa kerja sama yang terbentuk pihak prof. Madya berharap agar kerjasama yang digelar bisa memberikan keuntungan dan kebaikan antara 16 perguruan tinggi Indonesia sebagai peserta Student Mobility dengan University Utara Malaysia (UUM).
"Luas kampus ini sekitar 1000 (seribu) hektar dengan beberapa jenis program pengembangan kemampuan mahasiswa didalamnya, perpustakaan University Utara Malaysia yang sampai lantai 4, sistemnya menggunakan dengan sistem teknologi sepert Scan QR-Code bagi pengunjung, dan disediakan ratusan ribu judul buku serta komputer bagi mahasiswa. Kampus ini lebih memprioritaskan pada sektor pengembangan skill untuk peserta didik didalamnya". Ungkap Akbar.
Dalam keterangan selanjutnya, Kampus terakhir yang dikunjungi sebagai tempat presentasi di negeri Jiran ini yaitu University Teknik Malaysia Melaka. Kampus tersebut fokus kepada manajemen bisnis dan pengembangan skill, dan sudah menemukan beberapa penemuan baru seperti becak berbasis teknologi canggih. Sepeda yang bisa bergerak diatas air merupakan penemuan baru dari dosen di kampus teknik ini. Dan masih banyak pencapaian lain yang terdapat pada kampus teknik terbaik Malaysia.
"Dari beberapa kampus yang menjadi tempat presentasi yang dikunjungi tersebut, bisa kita lihat bahwa aspek pengembangan skill mahasiswa sebagai prioritas utama bagi tiap-tiap perguruan tinggi yang ada di Malaysia. Sehingga setelah mereka selesai studi di kampus, mereka sudah bisa dipakai dan bekerja di berbagai disiplin keilmuan mereka masing-masing". Ungkap Akbar.