Incinews.net. Program Studi Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) menggandeng Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Barisan Muda Wirausaha Indonesia (BMWI) dan Lembaga OK OCE Indonesia, mengadakan Webinar Nasional bertajuk "Gig Economy & Entrepreneurship", senin 8 Agustus 2022, pukul 19.30 wita lalu.
Webinar yang diikuti oleh kurang lebih 140 peserta tersebut menghadirkan 2 pembicara nasional yaitu Iim Rusyamsi, ST., MM ketua umum OK OCE Indonesia, dan Samsul Hidayah, M.Kep selaku ketua umum DPP BMWI, juga pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi yaitu Rizky Amelia, SE., M.SE ketua prodi kewirausahaan UM Bima, Rafik, ST kabid UMKM Koperindag Kota Bima dan Yofa Rahmatullah owner cafe Pelangi Matakando Kota Bima yang juga merupakan mahasiswa UM Bima sebagai sharing experience speaker.
Kelima pemateri membahas isu gig economy & entrepreneurship dari perspektif keilmuan dan pengalaman yang kompleks.
Dalam pemaparannya, Rizky Amelia meninjau gig economy dari perspektif teoritis dan irisan-irisan praksis dalam pasar tenaga kerja.
"ekonomi gig cukup memberi dampak positif untuk perekenomian makro karena memunculkan lapangan pekerjaan baru. Hal ini dikarenakan jenis pekerjaan dalam ekonomi gig memudahkan seseorang membangun bisnis dan meng-hired pekerja." Terang kaprodi kewirausahaan UM Bima itu.
Samsul Hidayah menjabarkan secara empiris bagaimana peran generasi muda di era digital sekaligus memotivasi generasi muda serta memperkenalkan organisasi BMWI yang telah terbentuk di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan lebih dari 100 negara.
Menurut putera asli Bima sekaligus founder Yarof Mandiri tersebut BMWI telah mencetak banyak prestasi diusia belia ini dengan turut terlibat dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan UMKM-entrepreneur di seluruh Indonesia.
"BMWI telah banyak berkolaborasi dengan pemerintah daerah, kabupaten, kota dan kementerian untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia secara massive." Jelas calon doktor Universitas Indonesia tersebut.
Sementara itu, Iim Rusyamsi memaparkan potensi dan peluang bagi generasi millenial dan gen z dalam pasar tenaga kerja era gig economy.
"Gig economy dengan pekerja freelance ini adalah tren baru yang sangat dekat dengan kepribadian generasi millenial dan gen-z. Pasar pekerjaannya pun luas dan sangat efisien bagi perushaaan dari sisi cost, sehingga gig economy ini masih akan eksis dan terus berkembang seiring pemanfaatan dan perkembangan platform digital" Ujar pria yang juga merupakan Direktur Utama PT.Mitratama Global Sejahtera itu.
Rafik, ST selaku praktisi yang membidangi UMKM pada Dinas Koperindag menjelaskan bahwa kolaborasi kampus, pemerintah dan pelaku bisnis harus terus di tingkatkan untuk memutus mata rantai jumlah pengangguran di Kota Bima khususnya.
"Mahasiswa harus sudah siap menghadapi dunia kerja bahkan jauh sebelum mereka menyandang gelar Sarjana. Siap menjadi intrapreneur maupun entrepreneur mandiri" terangnya.
Kegiatan via zoom meeting tersebut dibuka secara resmi oleh Dr. Ridwan Rektor Universitas Muhammadiyah Bima. Dr. Ridwan mengungkapkan ucapan terimaksih kepada BMWI dan OK OCE yang telah bersedia berkolaborasi dengan prodi kewirausahaan UM Bima dalam mensukseskan kegiatan webinar Nasional tersebut. Harapan Dr. Ridwan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini harus diadakan secara rutin dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk mendesain mindset masyarakat yang masih condong pada traditional jobs.
"Tema yang menjadi isu dalam webinar ini sangat penting karena apa yang akan dibahas oleh para pembicara ini adalah fakta dan proyeksi atas kebutuhan dunia saat ini" ujar doktor bidang ilmu hukum itu.
Sementar itu Fajrin Hardinandar., SE., ME selaku keynote speech perwakilan dosen prodi kewirausahaan UM Bima memberikan closing statement dengan memaparkan data gig global, entrepreneurial behaviour, dan pergeseran pasar tenaga kerja dunia yang telah bergerak dalam dimensi spasila sejak 20 tahun terakhir. Menurutnya 5 hingga 10 tahun ke depan pasar tenaga kerja dunia akan bergeser hingga 65 persen ke arah gig-job dan memaksa pekerja dan perusahan atau pelaku bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
"Menariknya menurut survey Global Entrepreneurship Network 2021, kekhawatiran generasi muda Indonesia terkait ketidakpastian menjadi seorang wirausaha mulai berkurang sejak 2017. Itu artinya potensi anak muda Indonesia untuk memilih menjadi pekerja mandiri di masa depan cukup besar. Namun juga perlu didukung dengan regulasi dan politik anggaran yang tepat guna." Jelasnya. (Pelred/A.F)