Foto: Anggota DPRD NTB Dapil VI (enam) Kabupaten Bima-Dompu-Kota Bima, Akhdiansyah dari Partai PKB. |
Akhdiansyah meminta penanggung jawab wabah PMK di NTB segera mengambil langkah cepat dalam meminimalisir penyebaran.
Sembari menunggu stok vaksin datang dari pusat, sambungnya, langkah-langkah diatas perlu dilakukan. Sebab dipahami bersama ketersediaan vaksin masih didatangkan dari luar negeri. Sedangkan produksi dalam negeri dilakukan sekitar bulan September.
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H Lalu Gita Ariadi di Mataram, Jumat (12/8/2022), mengatakan per tanggal 11 Agustus 2022, temuan kasus PMK di Kabupaten Sumbawa sebanyak 523 ekor dan Kabupaten Bima sebanyak 764 kasus.
"Padahal beberapa hari sebelumnya, kasus di daerah tersebut hanya puluhan kasus saja," ujarnya.
Gita mengatakan Pemprov NTB bersama pemerintah kabupaten terus bekerja keras mengendalikan secara total kasus PMK di Pulau Sumbawa agar bisa hijau dalam waktu yang singkat.
Salah satu caranya, kata Sekda, yakni dengan melokalisir daerah yang menjadi episentrum kasus PMK dengan cara vaksinasi ternak serta menerapkan "biosecurity" atau keamanan hayati.
"Kalaupun ada beberapa titik yang saat ini merah harus segera dihijaukan kembali dengan cara-cara yang sesuai dengan petunjuk yang ada," kata Miq Gita sapaan akrabnya.
Ia mengakui bahwa saran pemerintah agar peternak segera melakukan potong paksa terhadap ternak yang terkena PMK tidak bisa serta-merta semuanya dilakukan di lapangan.
Sebab masih banyak peternak yang enggan memotong hewan ternak-nya meskipun mereka akan dapat kompensasi. Namun menurutnya, banyak kebijakan yang baru muncul tidak mudah diterima oleh masyarakat, sehingga harus berproses.
"Kita terus yakinkan masyarakat, tika ada yang mudah, semuanya harus berproses," katanya.
Sesuai data tanggal 11 Agustus 2022, temuan kasus PMK di Kabupaten Sumbawa sebanyak 523 ekor, ternak yang masih sakit sebanyak 312 ekor, sembuh 195 ekor, potong bersyarat sebanyak 12 ekor dan mati 4 ekor.
Sementara di Kabupaten Bima, temuan kasus PMK melonjak menjadi 764 kasus. Ternak yang masih sakit sebanyak 661 ekor, dan sembuh 103 ekor. Adapun ternak yang potong bersyarat dan mati di Kabupaten Bima hingga kini belum ada laporan.