Foto: Pelaku dan Korban Sepakat Berdamai. |
insan cita (incinews) Mataram -Alhamdulillah, pertikaian antara Adi Faisal dengan oknum pegawai kejaksaan yang sempat menghebohkan dunia maya atas beredarnya video pemukulan yang dilakukan oknum kejati NTB berakhir damai.
Sebelumnya, Seorang aktifis Adi Faisal yang juga Pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Advokat Pemuda Anti Korupsi (LAPAS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Videonya viral diduga menjadi korban pemukulan oknum pegawai Kejati NTB.
Kejadian itu bermula saat sejumlah orang yang tergabung dalam Lembaga Advoksi Pemuda Anti Korupsi Nusa Tenggara Barat (LAPAS NTB) melakukan aksi di Kejati NTB, Jumat (1/4/2022). Dalam aksinya, mereka mempertanyakan soal vonis bebas terdakwa kasus korupsi benih jagung, Aryanto Prametu.
Video yang berdurasi 25 Detik tersebut viral dimedia sosial. Dalam video tersebut terlihat oknum Kejaksaan sempat adu mulut dengan pendemo, selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba salah satu oknum tersebut melakukan pemukulan dari belakang hingga dilerai oleh oknum Kejaksaan. Tidak sampai disitu korban sempat dikejar dan ditendang bahkan kursi di ruangan tersebut diangkat dan ingin kembali menghajar sejumlah massa aksi.
Akibat tindakan tidak terpuji tersebut, saat itu juga korban dengan didampingi sejumlah aktivis dan mahasiswa mendatangi Polresta untuk melaporkan.
Adi Alfaisal menyebutkan, peristiwa tersebut saat berada diruangan media center Kejaksaan Tinggi (Kejati) dalam rangka mempertanyakan vonis bebas terdakwa korupsi benih jagung, tiba-tiba salah seorang yang tidak ketahui identitasnya menunjuk kearah pelapor dan memukulinya sehingga membuat korban merasakan sakit di Kepala, telinga, leher, dan punggung.
"Saat itu saya ditarik, dipukul dan ditendang oleh pria dengan kaos warna kuning," kata Adi Alfaisal.
Akibat peristiwa tersebut, Adi Alfaisal sudah melaporkan penganiayaan ini ke Polresta Mataram. Saat itu pihaknya menegaskan meminta kepada Aparat Penegak hukum (APH) menindaklanjuti kasus yang menimpah dirinya dan segera tangkap oknum-oknum pegawai Kejati diduga pelaku.
"Kami percaya kepada kinerja APH dan kami tunggu proses hukum sesuai tertuang dalam undang-undang yang berlaku," imbuhnya.
Namun ditengah amarah publik dan gelombang solidaritas sejumlah LSM dan organisasi mahasiswa di NTB atas insiden pemukulan tersebut, Senin (4/4/2022) Korban pemukulan Adi Faisal dan pegawai Kejati NTB M Said Ansori sepakat menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
Koordinator Bidang Intelijen Kejati NTB Karya Graham bahwa Kesalahan itu tidak dilakukan secara sengaja. "Keduanya terpancing emosi sesaat,” ucap
Karena sudah berdamai secara kekeluargaan, Karya Graham menegaskan, kedua belah pihak tidak akan lagi saling menuntut dikemudian hari. Adi Faisal sepakat akan mencabut laporannya di Polresta Mataram.
"Jika keduanya melanggar kesepakatan, maka keduanya bisa dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku. Mulai disepakati ini, tidak ada lagi. Perdamaian ini atas dasar kemanusiaan. Apalagi keduanya sama-sama berasal dari Bima. Ini dari kerelaan hati mereka yang paling dalam," ungkapnya.
Sementara itu, Adi Faisal menegaskan,
proses perdamaian dan cabut laporan hukum yang kemarin saya masukan murni didasari oleh nurani. "Dan moralitas persaudaraan di atas segala-galanya,”terangnya.
Pelaku oknum pegawai Kejati NTB yakni Said Ansyari yang melakukan pemukulan, Adi Faisal mengakui, selain sesama berasal dari Bima, pelaku juga merupakan anak yatim.
Ia juga mengungkapkan, ditengah gelombang dukungan publik, yang menginkan agar proses hukum terus berjalan memang tidaklah mudah. Kami sadar akan ada pikiran negatif dari masyarakat atau pihak-pihak atas upaya perdamaian ini.
"Dengan niat tulus menjaga tali silahturahmi, secara sadar kami pilih jalan menjaga persaudaraan serta kondusifitas daerah untuk berdamai,” katanya.
Perdamaian ini juga menurut Adi Faisal tidak terlepas dari arahan Kadis PUPR NTB Ridwan Syah dan juga Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi sebagai orang tuanya di Pulau Lombok.
“Kami sangat taat dan nurut pada arahan dan masukan dari sosok orang tua kami dan abang kami. Yakni ayahanda Ir. H. Ridwan Syah Kepala Dinas PUPR NTB dan Bang Mori Hanafi Wakil Ketua DPRD NTB,”ungkapnya.
“Semoga kejadian kemarin tidak terulang lagi untuk hari mendatang yang menimpa kami maupun masyarakat lain yang hadir berdialog di gedung Kejati NTB,” harapnya.