|
Foto: Fihir yang populer disebut Bibit Unggul NTB dan Patung Jokowi. |
insan cita (incinews) Mataram - Kisruh rencana pemasangan Patung Jokowi di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, masih menimbulkan pro dan kontra.
Direktur Lombok Global Institute (LOGIS) M Fihiruddin menilai hal ini merupakan dinamika sosial yang wajar.
Menurutnya, Patung Jokowi di Mandalika merupakan bentuk apresiasi kepada Presiden Joko Widodo. Di sisi lain masyarakat yang keberatan pun harus diakomodir aspirasinya.
"Polemik patung Jokowi di Mandalika ini kan dinamika yang wajar. Saya lihat harus ada upaya yang win-win solution," kata Fihir yang populer disebut Bibit Unggul NTB, Selasa 1 Maret 2022 di Mataram.
Fihir mengatakan, aspirasi masyarakat di Lombok Tengah umumnya menginginkan adanya patung Putri Mandalika di lokasi Mandalika.
Sosok mitologi Putri Mandalika, menurut dia, memiliki filosofi yang baik dan menjadi kearifan lokal masyarakat setempat.
"Meski cuma legenda, namun Putri Mandalika ini merekam kearifan lokal, seni dan juga budaya di Lombok Tengah. Contohnya event Bau Nyale yang tak bisa lepas dari masyarakat dan menjadi kalender pariwisata," katanya.
Fihir menjelaskan, saat ini patung putri Mandalika sudah ada di kawasan pantai Seger, namun dalam ukuran kecil dan letaknya di bawah.
Ia menyarankan agar ITDC membangun patung Putri Mandalika dengan ukuran besar di kawasan Mandalika.
"Paling tidak, selain patung Jokowi ada juga patung Putri Mandalika yang ukurannya juga besar di kawasan. Ini menjadi penghargaan dan apresiasi, sekaligus menghargai kearifan lokal masyarakat di sana," katanya.
Bibit Unggul NTB ini berharap, ke depan semua pihak untuk bisa sama sama mensukseskan event-event di Mandalika. Terutama MotoGP Mandalika Maret ini.
"Tidak ada polemik yang tak bisa selesai, sepanjang semua pihak saling menghargai dan bisa menerima kearifan lokal yang ada," tukasnya.
Sementara Seniman asal Bandung Nyoman Nuarta tengah pembuat patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik motor. Patung tersebut nantinya bakal dipajang untuk menyambut Moto GP Mandalika
Nyoman mengungkapkan makna dari patung tersebut.
Awalnya Nyoman diminta untuk membuat patung itu oleh Kementerian PUPR yang nantinya akan dipajang di area Sirkuit Mandalika.
"Jadi gini, saya diminta oleh panitia (PUPR) waktu itu ya untuk buat patung Pak Jokowi. Kebetulan saya melihat Pak Jokowi ini presiden satu-satunya yang suka naik motor," kata Nyoman.
Dari situlah ide membuat patung Jokowi naik motor muncul. Nyoman mengungkapkan patung itu menggambarkan sosok Jokowi yang cepat dalam bekerja.
"Kekaguman saya juga di patung ini menggambarkan speed (kecepatan), karena sekarang Pak Jokowi itu kan tiba-tiba ada di Lombok, di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan. Saya gak kebayang bagaimana mengatur kecepatan kesana-kemari itu," ungkapnya.
Beliau ini juga kan menghargai produk anak muda kita, yang bikin motor kan dari anak-anak muda kreatif produksi dalam negeri. Presiden kita ini menghargai produk anak bangsa, jarang rasanya seorang presiden memakai produk anak bangsa," ucap Nyoman.
Patung Jokowi naik motor sendiri memiliki tinggi 3,6 meter dengan panjang 6 meter dan berat hingga 3 ton. Untuk bahannya, patung ini menggunakan stainless steel, tembaga dan kuningan yang semuanya anti karat.
Nyoman menargetkan, patung tersebut bisa selesai sebelum ajang Moto GP Mandalika dimulai. "Kita kebut ini supaya nanti bisa kita pasang sebelum Moto GP mulai. Jadi orang-orang bisa nonton Moto GP dan presiden naik motor," pungkasnya.