Oleh: Syudirman M.Pd (Dosen UIN Mataram)
Incinews.net. Mataram. Dulu, Negara Uniemirat Arab adalah negara yang paling miskin di dunia, setelah ditemukan pusat minyak bumi dunia di negara tersebut, negara-negara itu menjadi negara terkaya di dunia, hingga mampu mendirikan gedung tertinggi dunia yaitu Burj Khalifah pasca Gedung di Tokiyo Jepang
Begitu pula tokoh-tokoh yang sudah merajai dunia, selain melihat kondisi juga karena memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya, seperti olahragawan dan pamfleter dan kritikus-kritikus sejati.
Kemajuan dan kedigdayaan ini menjadi bahan yang perlu telusuri untuk semua pegiat yang ingin mengembangkan daerah atau desa. Finalnya mereka maju karena mengembangkan kekayaan alam atau potensi yang ada di negara tersebut. Untuk potensi dalam sebuah negara, butuh waktu yang lama dalam menemukannya. Tapi ini, beda halnya dengan Desa Saneo Kecamatan Woja Kabupaten Dompu yang dibekali dengan kekayaan sumber mata air
Dengan potensi yang ada lalu berpijak pada kemajuan dan kemasyuran pribadi dan negara-negara tersebut, maka finalnya pula adalah mereka harus mengembangkan potensi alam yang ada, yaitu melimpah ruahnya sumber mata air dengan kekayaan lebih kurang ada 10 titik mata air Terjun, salah satunya adalah “Sori Panca”, potensi ini tentu bisa dimanfaatkan dengan kolam budidaya desa, parisawata dengan sampel panorama alam dan ikon budaya. Lewat tiga terobosan ini, saneo bisa mempromosikan kuliner budaya dan tenun budaya lainnya, setelahnya, bisa dibayangkan betapa saneo menjadi negeri indah dan maju
Sadar, dalam mengembangkan potensi yang ada ini akan banyak tantangan dan butuh waktu yang lama. Maka Kesadaran Meluangkan Nawaitu baik untuk saneo yang berkemajuan merupakan langkah pertama. Dalam hal ini bergandengan tangan menaruh kepedulian.
Desa dengan sandaran “Negeri yang basah”, potensi yang begitu besar yang mungkin luput dan kurang serius dalam pemanfaatan, sehingga hari ini berdampak pada status stagnan. Hal ini bisa dilihat bagaimana kondisi Masyarakat dan Desa Saneo.
Dengan kondisi seperti ini, Coretan ini adalah naluri yang mengajak semua penghuni dibawah payungan Saneo untuk tidak menitiberatkan kemajuan pada satu pribadi, tapi semua elemen, dengan mengambil langkah-langkah progres dengan upaya dan ikhtiar bersama
Sehingga pada narasi terakhir, penulis ingin menyandarkan satu firman Tuhan bahwasannya “ Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya yaitu kesempatan dan kesehatan” (HR. Burkhari Muslim). Maka, mari manfaatkan kesempatan dan kesehatan yang ada dengan mewariskan hal baik untuk masyarakat dan Saneo yang bal data tun toyyibatun warabbun Gafur.