Oleh: Ahsanul Khalik, M.H.
Kadis Sosil NTB.
MEDia insan cita:
Begitu mendengar obituari meninggalnya H. Muhammad Amin, S.H., M.Si, saya merasa kehilangan sosok inspiratif yang banyak memberi tauladan. Terus terang, saya selalu merasa beruntung mengenal Bang Amin, mantan Wakil Gubernur NTB itu.
Bagaimana tidak, sosoknya yang humble selalu terngiang dalam ingatan saya.
Selama mengenalnya, saya menjalin persahabatan tanpa sekat dan suasana selalu hangat kala bertemu dalam suasana kerja baik formal maupun di ruang-ruang informal. Kepribadiannya yang terbuka, santun dan dingin menyebabkan Bang Amin dapat menjalin relasi dengan semua kalangan, baik dari jajaran birokrasi, akademisi, aktivis, jurnalis hingga masyarakat biasa dari pelbagai usia.
Tak banyak yang tahu latar belakang Bang Amin sebagai seorang advokat sejak 1986 hingga 1999. Setelah itu Bang Amin mencalonkan diri sebagai DPRD Sumbawa hingga berhasil duduk di Udayana sebagai anggota DPRD NTB, memimpin partai politik hingga puncak karirnya sebagai Wakil Gubernur NTB periode 2013 hingga 2018.
Sosok Bang Amin muda cukup kompleks, di samping menjadi advokat, ia juga berperan sebagai aktivis yang tangguh dan kerapkali menerjang badai politik lokal di Sumbawa Besar, tanah kelahirannya. Selama berkenalan dengannya, Bang Amin mengajarkan makna bekerja bersama dan sangat menghargai hasil melalui proses yang baik dan benar.
Proses baginya adalah inti dari setiap pekerjaan. Proses yang matang akan melahirkan hasil yang memuaskan. Sebaliknya, jika proses mentah, maka akan melahirkan hasil yang setengah matang pula. Karena itu ia misalnya menghindari bentuk intervensi terlalu jauh, namun memberikan ruang berkreasi sebesar-besarnya.
Setiap orang diberikan ruang untuk mendayagunakan kemampuan yang dimiliki, alih-alih mengekang jajarannya, Bang Amin malah membiarkan setiap orang di bawahnya tumbuh sebagai pribadi yang berkarakter dan tangguh seperti dirinya. Dengan demikian, setiap orang mampu terbang tinggi dengan kadar kemampuan masing-masing. Di samping itu, Bang Amin mengajarkan tentang loyalitas bahwa bekerja itu demi kepentingan masyarakat secara luas.
Kepentingan pribadi dikikis secara gradual lewat kerja untuk melayani kepentingan publik. Hal semacam ini telah dilakoni Bang Amin sejak muda, sedari mengawali karirnya sebagai penasehat hukum sekaligus aktivis yang disegani di Pulau Sumbawa. Kerja keras semacam itu membawa Bang Amin berhasil duduk di Udayana sebagai DPRD.
Meski sudah menjadi pejabat, Bang Amin tetap mempertahankan kesederhanaan dalam bertutur dan bergaul. Hal tersebut saya ketahui ketika mendampinginya melaksanakan tugas dinas ke Surabaya pada 2017 lalu.
Kepribadiannya memukau saya. Bagaimana tidak, berkat kesederhanaannya itu, beliau tidak pernah memposisikan dirinya dalam bergaul dengan orang lain sebagai pejabat sekelas Wakil Gubernur NTB.
Saat kami berjalan bersama misalnya, beliau tak lelah melempar candaan dan sesekali mengingatkan arah tugas yang akan kami capai ke depan. Kepribadian yang kuat semacam itu tak banyak dimiliki oleh tokoh publik saat ini. Saya menggali bagaimana caranya menjalin relasi, memperkuat komunikasi dan berlaku dingin seperti Bang Amin.
Putra asli kelahiran tanah Samawa itu dikenal sebagai sosok orang tua yang ramah dan baik hati di mata masyarakat. Saya sendiri merasa ia sebagai sosok senior, guru, orang tua yang baik, ramah, dan juga penyabar. Mantan Wagub NTB itu merupakan sosok guru yang bijaksana, orang tua yang penyabar dan penuh kerendahan hati.
Jejak hidup dan prestasinya telah terukir sebagai prasasti bagi masyarakat NTB. Perjalanan panjangnya sebagai sosok tangguh dapat dilihat misalnya dari karirnya sebagai Ketua Ikatan Penasehat Hukum Indonesia lalu masuk sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi NTB (2010—2015) dan Ketua DPD Partai Nasdem Provinsi NTB (2016—2021).
Purna sebagai DPRD Sumbawa dan DPRD Provinsi NTB, ia menjabat sebagai Wagub NTB periode 2013-2018. Selama sebagai Wagub, beliau dikenal sangat visioner dan penuh keuletan. Tidak hanya itu, beliau juga disegani oleh tokoh-tokoh masyarakat di NTB. Hingga kini, masyarakat mengenalnya sebagai orang yang baik dan murah senyum saat berjumpa.
Tokoh baik itu kini telah tiada. Ia meninggalkan kesedihan bagi banyak orang terutama masyarakat NTB. Saya merasa kehilangan dengan sosok ramah, baik dan supel serta penuh bijaksana itu kini telah menghadap ilahi. Bang Amin merupakan sosok senior yang meneduhkan dan tenang sosok yang meneduhkan, sosok yang tidak meledak-ledak dan membuat orang-orang merasa nyaman.
Kita kembali kehilangan tokoh di NTB ini. Bang Amin menghembuskan napasnya pada Jumat, 6 Agustus 2021 pukul 02.18 WITA. Sejumlah kalangan mengucapkan duka cita secara langsung maupun melalui media sosial. Sebagai figur yang santun dan sangat ramah, beliau banyak menorehkan prestasi dan berkontribusi untuk kemajuan NTB. Prestasi-prestasi tersebut tak bakal dilupakan oleh masyarakat NTB.
Kini, saya merasa kehilangan sumur pengetahuan itu, tempat menimba hikmat kebijaksanaan dalam setiap langkah, ucapan dan kepribadiannya. Sosok itu telah menghadap ilahi dengan tenang. Selamat Jalan Bang Amin, sosokmu akan selalu dikenang sebagai sosok tangguh yang siap menerjang badai kehidupan.