Foto: Wakil Ketua Komisi II DPRD NTB Abdul Rauf, ST.,MM. (O'im) |
Mataram, incinews.net: Wakil Ketua Komisi II DPRD NTB Abdul Rauf, ST.,MM beberkan kualitas bawang merah bima jadi kualitas bawang ekspor ke sejumlah negara seperti di kirim ke Philipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura dan sejumlah negara lainnya di Asia Tenggara.
Diketahui bawang merah Bima jadi kualitas ekspor, pada saat kunjungan kerja Dewan NTB ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah (Jeteng) yang dihadiri sejumlah pengusaha bawang merah Indonesia.
Melanjutkan dari hasil penyampaian Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI). Rauf mengatakan produksi bawang merah kabupaten Bima, itu kualitas ekspor.
"Dan itu kami mendapatkan informasi tata niaga bawang, saya berangkat dari keprihatinan saya soal harga bawang bima ini cukup relatif kadang tinggi kadang turun sesungguhnya kemana alur bawang ini, ini yang saya mau telusuri dan ketika kita akan menghadapi keluhan masyarakat kita tahu. Intinya saya mau mengakses langsung, nah ternyata memang kita mendapatkan informasi yang menarik soal tentang kualitas bawang merah kita ini. Bawang ekspor yang selama ini mungkin tidak disadari oleh para pelaku petani bawang kita termaksud pemerintah kita tidak terlalu memperhatikan tentang potensi bawang bima ini sampai sampai sumbawa itu. Itu kualitas ekspor," paparnya. Jum'at, (30/9/2020) Kemarin
Selain itu, seharusnya pemerintah dengan melihat kondisi kualitas bawang kita, kata Rauf, kenapa tidak ekspor langsung dari bima dengan langsung kontak personal misalnya keluar negeri, seperti ke thailand, vietnam, singapure atau sejumlah negara lainya.
"Kan nilainya bisa lebih tinggi. Kalau inikan menggunakan tangan kedua ketiga dijawa, sehingga keuntungan itukan dan termaksud nama, label keluarkan bukan ekspor kita. Ini harus dipikirkan secara serius," terangnya.
Alasan bawang merah Bima kualitas ekspor, sambung ia, bawa bima ini memiliki beberapa daya keunggulan pertama daya tahan, tingkat besarnya jadi modelnya bulet besar dan itu disenangi dan itu kira-kira permintaan dari beberapa negara itu. Dari tipe, model bawang yang dibutuhkan.
"Ternyata bawang bima ini karena besar dan rasanya yang beda. Beda dengan bawang lain yang ada di Indonesia," katanya.
Terkait, adanya informasi bahwa bawang bima itu berair, Rauf menegaskan, Jadi mungkin itu hanya sekedar permainan informasi, tapi kalau mengacu kesini tidak ada masalah.
"Tapi kenapa justru kita mendapatkan fakta baru bahwa ternyata bawang bima ini bagus untuk diekspor dan ternyata disukai oleh beberapa negara dan dibandingkan dengan bawang brebes.
Makanya sekarang orang dari brebes pos-pos bawang besar itu mengejar semua bawang bima," sebutnya.
Selain itu, Dijelaskan Rauf, melihat dari kualitas produksi bawang merah Bima ini, mesti kualitas harganya juga harus di tertibkan dan terjaga. Seperti tidak terjadi naik turunnya harga.
Tetapi, tidak bisa dipungkiri banyak pengusaha lokal bawang di Bima yang kurang informatif. Yaitu akses untuk menerima informasi dari luar negeri itu belum ada. Sehingga harganya muda dimainkan.
"Dari kekurangan informasih yang utuh oleh pengusaha lokal itu, dengan mudah sekali memainkan harga. Dan pengusaha lokal di Bima itukan sebagai agennya pengusaha besar di luar negeri,"ungkapnya.
Kata dia untuk menjaga kualitas harga di tingkat petani, meminta Pemda Bima sebagai penghasil bawang dan Pemprov untuk menyediakan medium besar atau gudang penampungan bawang merah agar bisa di ekspor sendiri. Tidak harus nyantol ke pulau Jawa baru diekspor.
"Kalau ini bisa dilakukan oleh kita, itu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat petani bawang dengan dia memperhatikan kualitas pasaran dengan tidak melakukan asal panen tapi memperhatikan masa panen," tandasnya.
Sisi lain, Rauf merencanakan pembentukan Asosiasi Bawang Merah Wilayah NTB, agar bisa akse sendiri pasar di luar negeri melalui pengurus ABMI Pusat.
“Dengan adanya ini tentu akses keluar harga bawang kita bisa terjangkau,”pungkasnya. (red)