Foto: Tim penilai dari Badan Ketahanan Pangan Nasional (BKPN) Kemeneterian Pertanian RI saat meninjau Lokasi dengan di Didampingi Didampingi tim dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). (ist/O'im) |
Lombok Tengah, incinews.net: Tim penilai dari Badan Ketahanan Pangan Nasional (BKPN) Kemeneterian Pertanian RI, memuji kelestarian pangan, kebersihan dan keasrian lingkungan serta semangat gotong royong warga Kampung Sehat Kelana Ijo Berseri, Dusun Kelana, Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng).
Hal itu disampaikan salah satu tim penilani BPKPN, Neneng, dalam kunjungan langsung ke Kampung Sehat yang berada di bagian Utara Loteng tersebut pada Rabu (23/09/20) yang lalu.
Didampingi tim dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kadus Dusun Kelana, Pengurus Kampung Sehat Kelana Ijo Berseri, dan Direktur Bank Sampah Karya Sejahtera Desa Sepakek, perempuan berjilbab ini berkeliling meninjau tiga lokasi Bale Ijo alias Green House, melihat pangan lestari di pekarangan warga sekaligus melihat warna-warni lukisan graffiti yang menghiasi hampir merata di sepanjang jalan kampung.
“Keren. Salut sama kebersihan dan keasrian lingkungan kampung ini yang juga tampak cantik sama lukisan warna-warniya. Semangat swadaya dan gotong royongnya juga luar biasa,” puji tim penilai BKPN ini saat menjawab awak media.
Neneng menyemangati warga untuk terus menjaga lingkungan dan merawat semangat mengembangkan pemanfaatan pekarangan yang saat ini sudah dilakukan. “Sukses, terus semangat mengembangkan pemanfaatan pekarangan”, singkatnya.
Adapun kehadiran langsung Tim BKPN ini dalam rangka monitoring Program Pangan Lestari (P2L) dan menilai kelayakan Kelana Ijo Berseri dalam Lomba Ketahanan Pangan Tingkat Nasional sebagai perwakilan Provinsi NTB.
Sementara itu, salah satu pengurus Kampung Sehat, Supriadi, meyampaikan bahwa Dusun Kelana saat ini sedang menyiapkan konsep Kampung Sehat Terintegrasi. Dengan konsep yang berbasis lingkungan, ke depan akan diintegrasikan program pangan lestari alias agro wisata dengan wisata selfi yang ramah anak dan lingkungan, juga ekonomi kreatif untuk memberdayakan setiap potensi yang dimiliki warga setempat.
“Alhamdulillah semua sedang berproses dan terus kami benahi. Di samping soal keindahan lingkungan, di kampung ini ada KWT, ada Bank Sampah Desa untuk ekonomi kreatif dan kreasi olahan sampah plastik. Kami berupaya memadukannya. Semoga ini berkelanjutan dan semoga Allah memberikan kami kemudahan agar semua berjalan seperti yang kami inginkan bersama”, harap Supriadi di hadapan Tim BKPN.
Kadis DKP NTB Targetkan Dusun Kelana Sebagai Percontohan Kampung Pangan Lestari
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Provinsi NTB, Drs. H. Fathul Gani, menjelaskan bahwa menyampaikan laporan singkat bahwa ada dua yang diajukan dari NTB, yaitu Kampung Sehat Kelana Ijo Berseri dengan kategori Kelompok Swadaya Murni Non Intervensi Pemerintah dan KWT Flamboyan Kelurahan Pagutan, Kota Mataram melalui P2L Intervensi Pemerintah.
Fathul Gani menargetkan Dusun Kelana ke depan akan menjadi kampung yang khas sebagai Kampung Sehat berbasis Pangan Lestari. “Kalau sekadar istilah kampung sehat sudah terlalu umum. Jadi kita harus membuatnya khas. Biar tamu-tamu dari seluruh kementerian termasuk RI 1 dan RI 2 tertarik. Apalagi kan kampung Kelana punya semangat luar biasa dan sudah bergerak duluan sebelum kita masuk. Kami pemerintah tinggal memperkuat aja”, jelasnya.
Ditambahkan Kadis murah senyum ini, bahwa target ini sangat realistis mengingat kampung yang berlokasi di Desa Sepakek tersebut sudah punya kesadaran bersama membangun kampung yang sehat, bersih dan asri. Tingginya kesadaran akan lingkungan, semangat gotong royong dan swadaya masyarakat yang sudah tertanam baik, diakuinya menjadi nilai tersendiri.
“KWT di sana (KWT Barokah Desa Sepakek, red) juga bagus. Akan kita intervensi juga. Sementara Ijo Berseri kita kuatkan untuk kebun gizinya menjadi kampung sayur dengan olahan pangan yang ada semaksimal mungkin non beras dari bahan baku yang ditanam di pekarangan atau kebun bersama guna menunjang pendapatan keluarga dengan motor penggerak kaum muda dan ibu-ibu PKK maupun Kader Posyandu. Intinya, semacam Kampung Pangan Lestari”, pungkasnya. (red)