Foto: Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi saat membahas gerakan nasional revolusi mental di tengah pandemi. (ist/O'im) |
Mataram, incinews.net: Elemen penting dari gerakan nasional Revolusi Mental adalah mahasiswa. Revolusi mental menurut Presiden RI Joko Widodo mencakup karakter bangsa, bukan sekadar kondisi jiwa perorangan, Artinya, yang harus mengalami revolusi adalah seluruh masyarakat Indonesia dimana komposisi perubahan 70 persen berfokus pada peningkatan pelayanan publik oleh ASN dan 30 persen berfokus pada partisipasi masyarakat.
"Masyarakat yang dimaksudkan yakni para generasi muda yang saat ini akan mengenyam pendidikan strata satu di Unizar Mataram dan di Universitas lainnya," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi saat membahas gerakan nasional revolusi mental di tengah pandemi, terlebih di kalangan mahasiswa. Gede menambahkan pula bahwa revolusi mental itu juga sejalan dengan visi dan misi NTB Gemilang dibawah kepemimpinan Gubernur - Wakil Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah dan DR Hj Sitti Rohmi Djalilah dalam membangun daerah.
Hal itu dikatakan Gede Aryadi saat menjadi narasumber tentang pembinaan gerakan revolusi mental dalam kegiatan Ospek secara online bagi Mahasiswa Baru Universitas Al Azhar tahun akademik 2020/2021 bertema "New Normal Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0", di Universitas Al Azhar Mataram, Minggu (27/9/2020).
Pada kesempatan tersebut, Gede mengupas peran mahasiswa untuk menyukseskan gerakan revolusi mental. Ia menjelaskan bahwa sebagai agen perubahan di setiap zaman, mahasiswa harus memiliki peran yang progresif. Kini gerakan revolusi mental untuk mengubahah karakter bangsa yang sudah cukup lama tergerus harus bisa diadaptasi dan digerakkan oleh kalangan mahasiswa. Termasuk juga mengawal dan menyukseskan program-program pembangunan NTB Gemilang.
"Revolusi mental itu merupakan usaha untuk mengubah karakter bangsa Indonesia. Nantinya perubahan di level masyarakat itu akan mendorong individu menyesuaikan diri di dalamnya," ujarnya.
Dengan lima gerakan sosial yakni gerakan Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri dan gerakan Indonesia bersatu. Sejalan dengan Misi NTB Tangguh dan Mantab melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur penunjang sektor unggulan serta konektivitas wilayah. NTB Asri dan Lestari melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan berkelanjutan. NTB Bersih dan Melayani melalui transformasi birokrasi yang berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan berdedikasi.
NTB Sehat dan Cerdas melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi daya saing daerah serta NTB Sejahtera dan Mandiri melalui penanggulangan kemiskinan mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi dan NTB Aman dan Berkah melalui perwujudan masyarakat madani yang beriman, berkarakter dan penegakan hokum yang berkeadilan.
Sejalan pula dengan visi dan misi Universitas, Rektor Unizar Mataram, Dr Ir Muh Ansyar menegaskan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin menjadi PTS Islam terkemuka di NTB dengan mengembangkan mutu pendidikan yang berlandaskan nilai agama, sehingga setiap lulusannya memiliki karakter intelektual yang bermoral.
"Selamat datang kepada mahasiswa/mahasiswi baru tahun akademik 2020/2021," sambut Ansyar.
Ditambahkan Ketua panitia Graha Orientasi Unizar (GOU) PKKBM 2020 Unizar Mataram, Muhammad Habibullah Aminy, sebagai agen-agen perubahan di Universitas Al-Azhar Mataram, dengan kerja keras dan perjuangan, mahasiswa dapat menjadi harapan masa depan peradaban bangsa.
"Jadilah mahasiswa yang tidak condong sebelah, baik akademik maupun non akademik. Prestasi, IPK itu penting, tapi softskill dari organisasi kampus itu juga sangat penting sebagai kolaborasi yang cantik," ungkapnya.
Salah seorang tokoh inspiratif NTB, Ir Nanang Samodra, yang juga berpartisipasi dalam kegiatan Webinar Ospek online PKKBM 2020 Unizar Mataram mengatakan, keberadaan wabah pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepada kita semua akan era revolusi 4.0 dimana segala kegiatan dilakukan dengan kecanggihan teknologi.
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok II itu menjelaskan, jauh sebelumnya dirinya sudah berfikir bahwa sekian tahun kedepan, semua jenis kegiatan termasuk perkuliahan akan menggunakan kecanggihan teknologi informasi. Namun, hal itu telah berlaku maju dengan adanya pandemi Covid-19 di era new normal perguruan tinggi sebagai revolusi industri 4.0.
Kegiatan ospek online secara Webinar itu di ikuti pula oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, Korem 162/WB dan para mahasiswa. Dalam Webinar itu, 300 mahasiswa baru dari 550 mahasiswa seluruh fakultas juga menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. (red)