Mataram, incinews.net: Direktur Utama PT Rajawali Buana Agung, Rukhman, usai bertemu sejumlah calon investor di Jakarta menyampaikan, sejumlah investor dikabarkan mulai melirik potensi pengembangan pabrik Rokok dan kawasan Peternakan Terintegrasi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saya bertemu beberapa rekan pengusaha di Jakarta dan mereka melirik potensi investasi di NTB, khususnya di Lombok Timur," kata Rukhman, Minggu (17/8/2020) di Mataram.
Ia menjelaskan, pengembangan pabrik rokok di Lombok Timur dan pengembangan peternakan terintegrasi menjadi dua sektor yang dominan dilirik.
Lombok Timur diketahui sebagai salah satu daerah penghasil utama tembakau virginia nasional. Hanya saja selama ini produk komoditi tembakau virginia dipasarkan langsung ke mitra perusahaan dalam bentuk tembakau kering.
Padahal, menurut Rukhman, jika ada pabrik rokok di Lombok ini, tentu manfaat ekonomi akan bisa lebih terasa bagi masyarakat. Sebab, pabrik Rokok bisa menyerap ribuan tenaga kerja dalam operasionalnya.
Sementara untuk pengembangan peternakan terintegrasi, para investor berencana membangun kawasan peternakan ayam dilengkapi dengan pabrik pengolahan pakan ternak.
"Bahan baku pakan ternak, seperti jagung juga melimpah di Lombok. Hal ini bisa menunjang pula jika peternakan terintergasi dibangun. Lapangan kerja juga akan terbuka luas untuk masyarakat," katanya.
Lebih lanjut Rukhman ungkapkan, saat ini pihaknya tengah mendampingi calon investor untuk melihat dan menetapkan lokasi yang ideal di Lombok Timur. Baik untuk pabrik rokok, maupun untuk kawasan peternakan terpadu.
"Insya Allah tanggal 24 Agustus nanti saya kembali ke Jakarta untuk memaparkan potensi yang ada di Lombok sekaligus gambaran lokasinya," katanya.
PT Rajawali Buana Agung bergerak dibidang pengembangan sumber daya manusia dan penyaluran tenaga kerja. Namun jaringan yang ada hingga ke Jakarta membuat potensi relasi investasi semakin banyak.
Rukhman mengatakan, mempromosikan potensi investasi NTB ke daerah luar harus menjadi tanggung jawab bersama, agar semakin banyak investasi masuk ke NTB ini.
Terutama di masa pandemi corona, di mana sektir ekonomi sangat terasa terdampak belakangan ini.
"Semua potensi harusnya kita promosikan ke luar. Jangan hanya berfokus pada sirkuit Mandalika saja," katanya.
Rukhman mengatakan, potensi pertanian, peternakan dan perikanan di NTB harus terus dikembangkan dan bisa menarik investor masuk. Sebab sektor ini sangat potensial mendukung sektor pariwisata, jika kelak KEK Mandalika sudah selesai terbangun secara optimal.
"Kalau hotel-hotel sudah banyak dan ramai tamu, maka mereka bisa mengambil hasil pertanian dan peternakan lokal NTB untuk memenuhi kebutuhannya. Ini yang harus jadi pertimbangan semua pihak. Apalagi saat ini, pemerintah harus berpikir bagaimana bisa lepas dari dampak pandemi ini," katanya. (red)