Foto: TGH. Ahyar Abduh Bersama H.L.Darma Setiawan. (ist/O'im).
|
Mataram, incinews.net: Sejumlah tokoh Partai Golkar di NTB angkat bicara terkait pemilihan calon Ketua DPD I Golkar NTB. Dua kandidat akan maju yakni TGH. Ahyar Abduh dan H.Moh.Suhaili FT.
H.L.Darma Setiawan yang merupakan salah satu tokoh Golkar NTB menilai Golkar NTB seyogyanya dipimpin figur yang dipercaya baik oleh DPP maupun kadernya di deerah.
Purnawirawan polisi itu cenderung kepada TGH. Ahyar Abduh. Dia menilai banyak isyarat yang muncul dari DPP atas restunya untuk Ahyar Abduh. “Saya justru melihat DPP Partai Golkar hanya merestui Ahyar Abduh untuk memimpin DPD I Golkar NTB,”ujar H.L.Darma Setiawan kepada wartawan di Mataram Minggu (2/8/2020).
Isyarat yang dimaksudkan adalah belum terlaksananya Musda X Partai Golkar NTB hingga batas waktu yang ditentukan. Lagi pula, sebelumnya DPP Partai Golkar telah menerbitkan surat instruksi pelaksanaan musda melalui surat nomor SI-2 Golkar/VII/2020 bertanggal 1 Juli 2020.
Isyarat selanjutnya adalah pertemuan antara Ahyar Abduh dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beserta Sekjen Lodewijk F Paulus dan Wakil Ketua Umum Azis Syamsuddin. "Informasinya pak Akhyar Abduh itu sudah menanda tangani pakta integritas depan ketua umum waktu diterima saat itu, figur yang lain kan tidak ada. Kalau memang DPP menyetujui pak Suhaili, Musda X ini sudah selesai, tidak sampai ada empat kali penundaan,” tegas mantan wakil ketua DPD I NTB dibawah pimpinan Suhaili.
Anggota DPRD NTB periode 2014 – 2019 itu menilai DPP punya banyak catatan terkait kinerja Suhaili selama memimpin Golkar NTB. Yang paling mencolok menurutnya adalah ketidak mampuan Suhaili mempertahankan perolehan suara pada pemilu legislatif 2019 lalu.
Termasuk kegagalan Suhaili memenangkan pertarungan pada pemilu Gubernur 2018. Ironisnya, kata Miq Awan sapaan karibnya Suhaili justru tidak mampu mempertahankan kursi Ketua DPRD Lombok Tengah yang saat ini justru dikuasai Partai Gerindra.
“Lantas, letak keberhasilannya di mana. Itu menjadi catatan tersendiri. Wajar kalau DPP akhirnya mendukung Tgh.Ahyar,” tegas Miq Awan.
Tidak hanya itu, Miq Awan juga mengjritisi peran Suhaili dalam proses kaderisasi. Sebab, tidak sedikit kader Golkar di NTB yang justru pindah partai. "Saya sendiri selaku incumbent legislator DPRD Prov NTB (2014-2019) dari dapil Mataram, pada pileg 2019 kemarin sudah dicoret oleh Suhaili - Isvie dalam daftar calon dari partai Golkar.
Alhamdulillah ada bu Sari Yuliati yang berjuang bersama saya di DPP sehingga saya bisa menjadi caleg dari partai Golkar dari dapil kota Mataram. Catatan lainnya adalah keberpihakan DPD II kabupaten/kota untuk Suhaili.
“ingat ya Agustus ini harus ada musda untuk lima DPD II Golkar kabupaten/kota. Ini kalau nggak tuntas, tentu akan berdampak pada pelaksanaan pilkada juga,” katanya.
Terkait itu, Miq Awan mendorong seluruh ketua DPD II Golkar kabupaten/kota untuk bersikap logis. Artinya, memilih Ahyar Abduh untuk menahkodai Partai Golkar NTB demi kemajuan Partai Golkar.
Dia optimistis Partai Golkar NTB nantinya lebih gemilang dibawah kepemimpinan Ahyar Abduh. Seluruh kader dan simpatisan Partai Golkar harus kompak untuk menghadapi pilkada di tujuh kabupaten/kota di NTB. (red)