Foto: Ditengah Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB H.Muhammad Rum. (O'im)
Mataram, incinews.net: Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB H.Muhammad Rum mengungkapkan, salah satu pintu masuk Narkotika di NTB pada umumnya melalui jalur Transpotasi laut.
Hal itu terungkap dari sejumlah kasus temuan narkoba, kata H.Rum sebagai indikatornya itu, ditemukannya bandar dan kurir serta pengedar narkoba, rawan kriminalitas, kegiatan produksi narkoba dan adanya akses pintu masuk narkoba. Khusus soal pintu masuk ini, rupanya dari jalur transportasi laut, seperti di Selat Lombok dan Selat Alas.
"Nah ini yang terus diwaspadai supaya sejumlah titik ini bisa diperkuat. Ini yang perlu jadi fokus," sebut H.Rum, saat ditemui diruang kerjanya, (15/2/2020)
Berdasarkan data tahun 2019, banyak wilayah di 10 kabupaten/kota yang terjangkit barang haram ini, terutama jenis shabu dan ganja. Peredaran narkotika sendiri kebanyakan di konsumsi dari kalangan anak didik yang masih sekolah. "jadi korban khsusnya para pelajatlr di NTB," terangnya.
Data menunjukan sabanyak 557 yang dinyatakan positif narkoba, diantaranya 525 jenis kelamin laki-laki dan 32 orang lainnya adalah perempuan dan kebanyakan dari mereka dari kalangan usia pelajar.
“hal itulah jadi rujukan dasar kita di NTB darurat narkoba," imbuhnya.
Kebanyakan saat anak SD dan SMP saja test urine mereka positif. Sedangkan diusia mereka masih cenderung sangat muda. Di usia 15-20 tahun tercatat 231 orang. Kemudian, usia 21-25 ada 133 orang dan usia 26-30 ada 80 an orang.
“Kalau dari sisi jenjang sekolah, untuk kalangan SMA/SMK tercatat 248 orang. SMP 193 orang dan SD 55 orang. Kemudian yang putus sekolah ada 14 orang. Selanjutnya jenjang D3 hingga S2 ada 47 orang,” imbuhnya.
Dikatakan mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB itu, angka 557 di tahun 2019 itu mengalami kenaikan dibandingkan 2018 lalu.
Tahun 2018 tercatat hanya 483 kasus. Itu artinya total kenaikannya di 2019 kemarin bertambah mencapai 74 kasus. Kemudian sebanyak 63 ribu orang berpotensi narkoba.
Dengan kondisi ini khususnya dalam dunia pendidikan, pria yang akrab disapa Haji Rum itu mengaku prihatin. Sebagai upaya nyata secara bersama-sama dalam hal ini, pihaknya bersama BNNP, Polda termasuk Dikbud NTB terus berkoordinasi dalam berkolaborasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Dan sebenarnya, terutama peran Dikbud sangat penting disini, yaitu harus lebih menggalakkan sosialisasi ke pihak sekolah dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang bahaya narkoba,” jelasnya.
Sementara, Kepala BNN NTB di Kota Mataram mengatakan Akan terus melakukan koordinasi dan memperkuat dalam melakukan pengawasan dari sejumlah titik rawan. "kita akui tidak cukup bekerja sendiri butuh koordinasi baik dari pihak TNI-POLRI dan bantuan informasi dari masyarakat dan teman-teman media," terang Brigjen Pol Gde Sugianyar.
Untuk pintu masuk sendiri, sambung ia, sebenarnya banyak pola menjadi modus operandinya rata-rata dari jasa ekspedisi. "Dari rahun 2019 banyak melalui lewat jalur Ekspedisi," katanya. (inc)