Mataram,Incinews.net- Garam yang dikonsumsi sebagian besar warga di Provinsi Nusa Tengara Barat (NTB) untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga masih didatangkan dari luar.
Hal itu disampaikan aggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB Komisi II Abdul Rauf, ST, M.M, usai mengikuti rapat pleno Komisi di gedung Dewan di jalan Udaya kota mataram, selasa (28/1/2020).
Sehingga menurut ia, tugas Pemerintah di sektor petani garam masih manjadi pekerjaan rumah dibawah kepemimpinan Zul-Rohmi.
Kata Rauf, bayangkan saja merk garam dapur di NTB masih tergantung dari surabaya. "garam di meja makan kita justru bukan dari NTB, didatangkan di surabaya, jawab timur, coba lihat merk-merk garam yang kita konsumsi,"ungkap Pria Asal Bima anggota Komisi (II) yang membidangi Ekonomi (Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Pariwisata, Dunia Usaha dan Penanaman Modal)
Selain itu, Ia mengakui, kualitas dan mutu produksi garam patani di sejumlah daerah di NTB masih kurang bagus. Sehingga dibutuhkan Peranan bupati dan walikota agar lebih maksimal lagi membina kelompok tani garam secara berkelanjutan. "Biar garam kita mendapatkan kualitas dan mutu yang bagus,"ungkap Duta Partai Demokrat dapil 6 (Kota Bima, bima dan dompu).
Pihaknya meminta Gubernur NTB agar lebih Fokus, namu ia juga mengapresiasi langkah pemerintah NTB menyiapkan mesin pengolah untuk petani garam di 2020.
Selama ini, pemerintah sudah melakukan upaya luar biasa dengan alas petambak garam, namun masyarakat kita belum terbiasa, masih dilakukan secara konvesional. "nah ini yang mesti harus dibina. Dan pembinaan ini kami minta untuk terus dilanjutkan, karna kualitas menjadi kata kunci garam kita bisa bersaing," kata rauf.
(Inc)