Foto: Hasil Olahan Sampah TPA Kebon Kongok, Jumat 31/01/2020 (ist/O'im)
Incinews.net, Mataram: Mengolah sampah tidak lagi sulit. Sebab, Pemerintah Provinsi NTB bekerjasama dengan PLN tengah mengembangkan industri yang mengolah sampah menjadi Pellet yang merupakan bahan bakar. Salah satunya, berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat. Sejumlah mesin pengolah sampah telah diproduksi bahkan dalam uji coba telah berhasil mengolah sampah menjadi Pellet.
Proses pengolahan sampah menjadi energi tersebut merupakan tindak lanjut Kesepakatan Bersama antara Pemprov NTB dengan Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Persero Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, 22 Januari 2020 lalu. Kesepakatan tersebut memuat tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah menjadi Sumber Energi.
Proses pengolahan sampah ini terbilang sederhana dan mudah. Setelah dipilah, sampah yang sudah terpisah dari batu dan besi kemudian dilakukan proses peuyeumisasi atau proses penumpukkan dengan bioactivator selama tujuh hari. Selanjutnya, sampah itu dimasukkan di mesin pencacah dan hasilnya dicetak dalam mesin pencetak Pellet. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Danrem 162 WB, Kol. CZi Ahmad Rizal Ramdani yang meninjau langsung proses produksi Pellet energy mengatakan kehadiran mesin itu semakin memudahkan masyarakat untuk mengolah sampah.
"Terima kasih kepada PLN yang dengan kerja kerasnya, keseriusannya menyebabkan hal yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin di tempat kita ini, mengubah sampah menjadi sesuatu yang berarti," kata Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini di TPA Kebon Kongok, Jumat (31/01/2020).
Pemprov NTB, lanjut Bang Zul, tengah menggalakkan program Zero Waste, yaitu program menjaga kebersihan lingkungan dengan meminimalisir keberadaan sampah. Akhirnya, zero waste menjadi bahan diskursus dan perbincangan dimana-mana. Kehadiran mesin pengolahan ini, tegas Bang Zul, akan memberikan semangat kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah.
"Alhamdulillah, dengan hadirnya pengolahan menjadi sesuatu yang berarti, digunakan PLN bahkan untuk masyarakat dengan kompornya, saya kira masalah sampah minimal ada cahaya di ujung terowongan," ungkapnya.
Bang Zul menyampaikan terima dan apresiasi kepada jajaran PLN yang telah mengembangkan teknologi ini. Sehingga, program Zero waste tidak lagi menjadi wacana. Namun telah menjadi nyata di tengah tengah masyarakat.
General Manager Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Persero Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Rudi Purnomoloka mengatakan instalasi mesin pengolahan sampah ini akan menghasilkan bahan bakar Pellet, dalam satu ton sampah dapat menghasilkan sekitar 40 persen Pellet.
"Ini adalah salah satu kontribusi kami PLN kepada pemerintah dan masyarakat NTB. Supaya kami juga bisa membantu permasalahan sampah di setiap daerah," ungkapnya.
(Inc)