Mataram,Incinews.Net- Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Hj. Putu Selly Andayani, menggelar pertemuan dengan puluhan pimpinan pondok pesantren bertempat di hotel Lombok plaza. Pertemuan itu juga dihadiri pimpinan Bank BNI 46, Muhammad Musafak, dan distributor berbagai barang kebutuhan di Lombok.
Kepala Disdag Putu Selly mendorong agar terbentuknya Santri Mart di setiap Ponpes untuk mendukung kemandirian ekonomi Ponpes. Memantapkan niatan itu, nantinya akan ada pertemuan lanjutan untuk melihat kesiapan Ponpes menyambut niat baik ini.
Bukan tanpa alasan. Disdag menilai potensi pengembangan ekonomi Ponpes di NTB sangat luar biasa. Mengingat jumlahnya mencapai ratusan. Hanya saja saat ini belum dioptimalkan dengan baik. Rencana pembentukan Santri Mart bisa jadi ikhtiar mengoptimalkan potensi ekonomi Ponpes yang selama ini mengalami kebocoran.
“Masalah di ponpes itu ekonomi nya harus tumbuh. Sejalan dengan pengetahuan keagamaannya juga harus selaras. Potensinya luar biasa. Untuk kesejahteraan masyarakat penyangga nya harus disejahterakan. Bagaimana bisa menjalankan ekonomi syariah di ponpes kita,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Putu Selly bahwa sebagai contoh, Disdag telah menetapkan pembentukan Santri mart di Ponpes Darul Hikmah Karang Genteng. Harapannya bisa ke ponpes yang lain dan bisa meningkat ke sektor lain seperti pertanian Peternakan.
“Niatnya bagaimana ponpes itu bisa makmur. Dari kebutuhan di dalam santri, kebutuhan penyangganya. Otomatis akan mengangkat derajat para santri di dalam pondok. Contoh ponpes di bengkel. Di sana sudah ada koperasi dan mengelola tanaman hidroponik sebanyak 5 kg perhari. Padahal kebutuhan di pasar modern itu sebesar 20 kg. Santri bisa mengelola itu langsung, ” sambungnya.
Sementara itu akademisi Universitas Mataram Dr. Sadikin Amir, menjelaskan potensi ekonomi Ponpes. Ponpes kata Sadikin, bisa menjadi agen kebutuhan dasar para santri dan keluarga santri atau masyarakat. Sehingga
“Kalau bisa diorganisir tentu sangat bagus. Potensinya sangat luar biasa besar, ” tambahnya.
Dia pun menawarkan dua alternatif agar rencana ini bisa berjalan baik. Pertama pihak distributor memberikan waktu bagi Ponpes selalu agen untuk membayar di akhir bulan. Mekanisme kedua adalah ialah ditalangi oleh lembaga perbankan syari’ah.
“Kita bangun sistemnya dulu, sehingga nanti bisa berkembang di aspek yang lainnya. Hanya ponpes perlu di upgrde skil manajemen bisnisnya, ” terang pria asal Makasar ini.
Sedangkan Antono, distributor bahan pokok pulau Lombok, menjelaskan sistem ini menguntungkan Ponpes karena rantai distribusi yang terlalu panjang akan diputus. Pihaknya siap menjembatani kebutuhan Ponpes untuk mewujudkan Santri Mart.
“Ini memangkas rantai distribusi dari distributor sampai langsung ke pembeli. Banyak produk seperti sabun, tepung, minyak goreng, susu, snack, gula. Syaratnya ponpes harus mempunyai badan usaha bisa berupa koperasi yang akan bertanggungjawab untuk itu,” ungkapnya.
Staf khusus Gubernur Astar Hadi, menyambut baik rencana Disdag NTB untuk mengembangkan UKM atau kewirausahaan berbasis pondok pesantren. Karena hal demikian sejalan dan sangat didukung oleh Gubernur NTB.
“Visi NTB Gemilang dalam bidang induustrialisasi dan perdagangan menjadi bagian yg melekat sebagai kerja-kerja nyata ponpes di samping untuk tujuan kesejahteraan ekonomi dan memiliki nilai berkah di sisi lain,” tegasnya. (Inc)