Foto: Organisasi Kepemudaan (OKP) lintas agama Nusa Tenggara Barat, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Wakil Rektor III Unram, perwakilan UIN Mataran dan pihak Pemerintah Kota, Ketua dan Pengurus IKADIN Kota Mataram, menggelar deklarasi menjamin mahasiswa Papua tetap aman melakukan segala aktivitasnya di NTB, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (22/8) malam.
Mataram, incinews.net- Menyikapi dan merespon situasi terkait insiden yang terjadi di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, hingga menyebabkan timbulnya insiden di Papua, Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Advokat Indonesia (DPC Ikadin) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan seluruh Organisasi Kepemudaan (OKP), menggelar kegiatan doa bersama lintas agama dan etnis untuk persatuan Indonesia. Dengan mengangkat tema “Kita Indonesia Kita Bersaudara, Papua Adalah Kita” di Auditorium Universitas Nahdhatul Ulama' NTB, Kamis. (22/8/2019) malam. Dihadiri sejumlah OKP (organisasi kepemudaan) dan etnis lintas agama yang ada di wilayah Kota Mataram.
Tidak hanya dari kalangan mahasiswa dan pemuda saja, namun acara yang dihajatkan untuk menjaga eksistensi bernegara tersebut juga dihadiri oleh Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Wakil Rektor III Unram, perwakilan UIN Mataran dan pihak Pemerintah Kota Mataram.
Wakil Rektor 3 Universitas Negeri Mataram, Prof. M. Nasir, SH.M.Hum menyinggung soal sikap intoleransi yang sedang mencuat, yang memicu konflik antar etnis dan umat beragama di Indonesia. “Papua adalah saudara kita, yang harus dilindungi, jangan ada tindakan represif yang dilakukan kepada saudara kita di papua," katanya.
Ia menambahkan, mahasiswa Papua yang kuliah di Unram memiliki semangat yang kuat dalam menuntut ilmu.
“Mahasiswa Papua merupakan mahasiswa yang organisatoris, aktif di berbagai macam organisasi internal kampus, selain itu juga mereka adalah mahasiswa yang sopan yang senantiasa menjunjung tinggi etika,” katanya.
Ia meganjak kepada kepada seluruh masyarakat NTB, untuk terus memupuk kearifan lokal. “Mari kita terus memupuk kerukunan berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan kearifan lokal yang dimilikinya,” katanya.
Ketua DPC Ikadin, Irfan, mengatakan, kegiatan ini sangat penting sekali diselenggarakan untuk menguatkan kembali ukhuwah insaniyyah dan wathaniyya dalam berbangsa dan bernegara. “Indonesia adalah Negara yang plural, yang senantiasa menjunjung tinggi, kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menghindari segala macam perbuatan yang mengintimidasi rasis tertentu,” kata Irfan
“Siapapun yang hidup di Mataram NTB, harus diberikan hak-haknya, tanpa ada tindakan diskriminatif, sekali lagi saya mengingatkan, bahwa papua adalah bagian dari keragaman bangsa Indonesia, yang harus kita lindungi dengan tidak mengulangi tindakan kekerasan rasis kepada Mahasiswa Papua,” katanya.
Ia kembali menegaskan Papua adalah kita, bagian dari NKRI bersatu di atas semboyan Bhineka Tunggal Ika
Dalam acara tersebut juga dikeluarkan 8 butir pernyataan sikap yang intinya mengajak semua pihak untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta NKRI Harga Mati.
Sementara, Organisasi Kepemudaan (OKP) lintas agama Nusa Tenggara Barat menegaskan, salahsatunya Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW) Cabang Mataram memberikan jaminan mahasiswa Papua tetap aman melakukan segala aktivitasnya di NTB.
"Kami mengecam seluruh tindakan diskriminatif terhadap sesama warga Indonesia dan meminta untuk mengusut tuntas terkait masalah diskriminatif yang dialami oleh warga Papua," kata Ilham yang membacakan deklarasi di
auditorium Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB.
Deklarasi itu juga mengimbau masyarakat NTB untuk tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu provokatif yang memecah belah persaudaraan dan persatuan bangsa serta menjaga toleransi antarumat beragama, ras, suku, dan etnis yang ada di NTB.
Kemudian deklarasi dilanjutkan dengan penandatanganan surat pernyataan sikap oleh perwakilan seluruh OKP NTB, dan meminta masyarakat untuk bersama-sama menyatukan visi bahwa kita adalah satu. "Papua adalah kita, kita adalah Papua," katanya. (Inc)