Beberapa program yang tidak dilanjutkan dan tidak menjadi fokus menurut HMS Kasdiono bukan menjadi hal utama di era Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah. Antara lain, program Bumi Sejuta Sapi (BSS), program PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut), program peningkatan kunjungan wisatawan, pariwisata halal dan beberapa program unggulan lainnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris KPP Demokrat NTB Astar Hadi mengatakan frasa Melanjutkan Ikhtiar TGB tak serta merta menjelaskan kerja-kerja pemerintahan Zulrohmi di bawah pimpinan Gubernur NTB, Bang Zul Zulkieflimansyah, dengan kalimat yang sama. "Tapi lebih kepada hadirnya hubungan dialektis yang menunjukkan sebuah komitmen bersama semua pihak, khususnya Partai Pengusung, untuk mengikhtiarkan keberlanjutan atas hal-hal yang baik di pemerintahan sebelumnya,"katanya, Jum'at (29/8/2019)
Substansi kerja-kerja kerakyatan Bang Zul, sambung Astar, tidak terletak pada frasa-frasa/kata yang cenderung sloganistik. Lebih jauh, beliau berupaya mengejawantahkannya secara praktis prinsip-prinsip ikhtiar tersebut melalui sesuatu yang lebih inovatif dan sesuai dengan perkembangan infrastruktur sosial-budaya setelahnya. Sebagai contoh, program PIJAR di Era TGB, tak otomatis hilang. "Tapi ia (Zul_Rohmi, red) mendapati dirinya dalam sebuah "kebaruan" yang termaktub dalam visi INDUSTRIALISASI yang dicanangkan pemerintah," paparnya.
Tentu, Bang Zul tak mau berhenti pada satu titik orbit. Itu artinya "kemandegan", baik dalam logika agama maupun logika modern. Oleh karena itu, melalui industrialisasi, konsep PIJAR mengalami pengembangan pada upaya mempersiapkan teknologi olahan untuk menjadikannya lebih produktif dan bernilai jual yang tinggi bagi kesejahteraan masyarakat ke depan.
"Kita baru memulainya. Empat tahun ke depan akan kita lihat hasilnya yang, insya Alloh, signifikan bagi masyarakat NTB,"tutupnya. (Inc)