Lombok, Incinews.Net- Salah satu pemandangan yang tidak biasa terlihat dipuncak Rinjani berupa awan putih bersih yang mengelilingi puncak gunung Rinjani sehingga gunung Rinjani seperti memiliki topi pagi rabu (17/7/2018) memancing beragam komentar warga di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemunculan awan putih menyerupai cincin yang seakan memayungi gunung tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat itu pun menjadi bahan perbincangan warganet, hingga menterjemahkannya ke hal berbau mistis.
“Ini fenomena alam ataukah hanya kebetulan, yang jelas tadi pagi Gunung Rinjani terlihat sangat indah saat dipayungi awan putih yang mengelilingi puncak Rinjani,” kata salah seorang warga, lotim saat dimintai tanggapannya via telpon.
kejadian seperti ini tidak hanya muncul di puncak Gunung Rinjani, beberapa gunung di Indonesia pernah mengalami kejadian serupa contohnya di puncak Semeru pernah terjadi hal serupa pada tanggal 10 Desember 2018. Jadi kejadian awan berbentuk topi ini adalah kejadian yang biasa terjadi dipuncak gunungapi.
"Sejak tinggal di Lombok bukan kali pertama melihat awan berbentuk unik seperti itu. Sebelumnya kejadian hal serupa 2018 terjadi dijawa sana ,"ungkapnya.
Di dunia maya pun tidak kalah hebohnya, para warganet di pulau seribu masjid ini sejak pagi membahas hal itu. Bahkan, beberapa akun media sosial menjadikannya sebagai “status” dan dibagikan ratusan warga net. Namun, terkait hal itu, kejadian itu merupakan hal biasa dan normal terjadi pada setiap gunung.
Awan yang demikian disebut fenomena Lentikularis. Awan ini terjadi akibat adanya gelombang Gunung atau Angin lapisan atas atau diatas permukaan yang cukup kuat dari suatu sisi gunung.
awan dari suatu sisi gunung tersebut membentur dinding pegunungan, sehingga menyebabkan turbulensi di sisi gunung lainnya.Turbulensi ini mengakibatkan awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa.
Jadi karena adanya angin yang berputar-putar dibagian puncak, awan yang berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter pada pagi haripun ikut pusing sehingga mutar-mutar saling saling tarik dan berkumpul membentuk pola topi yang indah seperti yang ada di foto profil diatas.
Masyarakat tidak mengartikan fenomena alam itu secara berlebihan dan aneh. Apalagi sampai mengait-ngaitkannya dengan kemunculan bencana gempa.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Rianto mengatakan fenomena puncak Gunung Rinjani tertutup awan yang melingkar seperti "bertopi" tak ada kaitannya dengan pertanda gempa yang terjadi akhir-akhir ini di Nusa Tenggara Barat."Itu fenomena alam dari awan Lenticular," ujarnya di Mataram, Rabu.
Ia menegaskan, fenomena alam Lenticular tidak terkait atau tidak berkaitan dengan terjadinya gempa bumi. Adapun masyarakat yang mengaitkan fenomena alam Lenticular dengan akan terjadinya gempa adalah sebuah kesalahpahaman."Tidak ada kaitannya, itu hanya rumor, awan caping itu berbahaya bagi penerbangan, bukan tanda tanda terjadinya gempa," tegas Agus.
Menjadi catatan, Bagi Anda yang berniat mendaki Rinjani agar memperbanyak bawa pakaian tebal dan selimut sehingga tidak terkena hypothermia di puncak atau Plawangan.
Bagi yang sedang berwisata ke lereng Rinjani bagian Timur atau daerah Lembah Sembalun, melihat pemandangan seperti ini bisa menjadi momen yang sangat menarik untuk diabadikan. Selain itu di Sembalun banyak tempat-tempat yang menarik dan Instagrameable untuk dikunjungi seperti Pusuk Sembalun, bukit Pengangsingan, kebun Strawberry dan apel dan air terjun Mangku Sakti. (Inc)