Plt Kades Mangge Asi (baju kuning), Akshan SH saat memediasi antara massa aksi dan pihak perusahaan Penggilingan Ingko.
Dompu,incinews.net - Sejumlah warga Desa Mangge Asi, Kabupaten Dompu memboikot pintu masuk Perusahaan Giling Ingko, Kamis (21/02/2019).
Selain membakar ban bekas, warga yang merupakan buruh lepas perusahaan giling terbesar di Dompu itu juga menutup sebagian bahu jalan dan pintu masuk perusahaan dengan menggunakan pos siskamling dan bebatuan. Akibatnya, aktivitas perusahaan lumpuh total.
Saat orasinya, mereka menuntut pihak perusahaan agar upah buruh gabah/padi yang diangkut dari truck yang sebelumnya senilai Rp16ribu per ton untuk dinaikkan menjadi Rp25ribu per ton.
"Kami tuntut agar hak-hak buruh ditunaikan sesuai asas keadilan. Upah buruh selama ini seakan akan mengejek-ngejek kami," teriak Fauzi dalam orasinya.
Tak hanya itu, mereka juga menuntut agar pihak perusahaan penggilingan mengeluarkan dana CRS. Melihat kondisi, sarana dan prasarana serta pemasukan perusahaan telah memadai. "Kami tidak sedang mengemis, tetapi kami menuntut perusahaan sebagaimana tuntutan aturan dan undang-undang," jelasnya.
Sementara itu, pihak perusahaan Penggilingan Ingko nampak sangat berat mengabulkan tuntutan para buruh tersebut. "Kami hanya berani menaikkan menjadi Rp.18ribu per ton," tutur Ferry yang merupakan perwakilan perusahaan itu.
Warga Desa Mangge Asi memboikot pintu masuk Perusahaan Giling Ingko, Kamis (21/02/2019).
Hingga saat ini, mereka masih memboikot sebagian bahu jalan dan pintu masuk perusahaan dengan menggunakan pos siskamling dan bebatuan. Bahkan mereka mengancam tidak akan berhenti melakukan aksi sebelum semua tuntutanya terpenuhi. (Inc)